vendredi 18 mai 2007

Perancis menduduki peringkat kedua di Eropa dalam tingkat pertumbuhan penduduk

Pertumbuhan penduduk Perancis telah mencapai peringkat kedua tertinggi di Eropa. Peringkat pertama diduduki oleh Irlandia, sementara peringkat terendah diduduki oleh Slovenia. Peringkat tersebut menurut para pakar berkaitan erat dengan kebijakan jangka panjang pemerintah Perancis untuk memberikan penghargaan kepada rakyat yang mempunyai banyak anak, di antaranya melalui pemberian medali, insentif tunjangan keuangan dan peraturan ketenagakerjaan yang lebih kondusif bagi orang untuk mempunyai banyak anak.

Salah seorang warga negara Perancis yang setiap tahunnya mendapatkan penghargaan medali dari pemerintah karena mempunyai 9 anak pada usia ke-19 tahun, Beatrice Riobe, mengatakan bahwa kebijakan pemerintah Perancis untuk memberikan waktu cuti bagi orang tua/ pasangan yang mempunyai anak telah menciptakan kondisi yang mendorong mereka untuk mempunyai banyak anak. Pemerintah memberikan tunjangan bagi ibu atau orang tua yang terpaksa harus cuti atau keluar dari pekerjaan sementara untuk melahirkan atau merawat anak. Besarnya tunjangan pun berbeda, bagi orang tua yang melahirkan anak ke-3 (sebesar 750 euro per bulan selama 1 tahun apabila cuti atau keluar dari pekerjaan untuk merawat anaknya) dibandingkan tunjangan untuk kelahiran anak ke-2.

Menurut sumber PBB, pada tahun 2005 terjadi penurunan tingkat kelahiran pada negara-negara kaya, artinya pertumbuhan penduduk untuk 4 dekade ke depan akan menjadi sangat kecil atau bahkan tidak ada angka pertumbuhan sama sekali. Negara-negara industri yang diperkirakan akan menurun pertumbuhan penduduknya adalah Jerman, Italia dan Jepang.

Yang menarik untuk diamati di Perancis saat ini adalah adanya kecenderungan orang Perancis untuk mempunyai banyak anak, kecenderungan yang yang terjadi di Eropa. Selama tahun 2005, jumlah kelahiran bayi di Perancis sekitar 775.000, sehingga menambah jumlah penduduk Perancis saat ini menjadi sekitar 62,9 juta. Namun demikian menurut para pakar jumlah tersebut belum mencukupi, khususnya karena jumlah penduduk usia tua di Perancis semakin meningkat. Hal tersebut mengakibatkan tekanan pada anggaran pemerintah di bidang kesehatan dan pensiun, karena pada saat yang bersamaan akhir-akhir ini pendapatan negara dari pajak penduduk yang bekerja mengalami penurunan.

Tingkat kesuburan merupakan unsur yang masih dipertanyakan kontribusinya terhadap pertumbuhan jumlah penduduk. Di Perancis, perilaku budaya untuk mempunyai banyak anak kemungkinan dipengaruhi juga oleh kebijakan pemerintah. Pengaturan antara karir dan mengurus anak menjadi lebih mudah karena kondisi dan peraturan ketenagakerjaan yang menunjang. Beberapa negara mungkin kurang bisa menerima budaya untuk menitipkan bayi pada tempat penitipan anak (creche). Tetapi di Perancis budaya tersebut dapat diterima karena penitipan bayi sejak dini pada creche dapat membantu mendidik anak untuk mengenal lingkungan sosialnya. Di Perancis pun anak-anak terbisa diajak keluar ke restaurant dan bar pada sore atau petang hari.

Para ahli kependudukan di Perancis juga menolak anggapan bahwa tradisi agama berpengaruh terhadap angka kelahiran, misalnya kecenderungan negara yang dominan penduduknya beragama Katolik maka angka kelahiran juga cenderung tinggi. Anggapan tersebut tidak berlaku di Italia dan Spanyol, yang penduduknya juga sebagian besar beragama Katolik, ternyata angka kelahirannya menduduki peringkat bawah, yaitu ke-16 dan ke-17 di Eropa. Anggapan bahwa insentif sosial berpengaruh terhadap angka kesuburan juga tidak berlaku karena Irlandia tidak mempunyai insentif sebesar Perancis misalnya.

Salah satu ekonom senior memperkirakan bahwa Irlandia akan mengalami pertumbuhan ekonomi sekitar 5% per tahun selama 15 tahun ke depan akibat pertumbuhan angkatan kerja. Dalam hal ini pertumbuhan penduduk Irlandia menjadi kunci yang mendorong keberhasilan pertumbuhan ekonominya. Menurut PBB migran akan menjadi pertimbangan yang diperhitungkan untuk mengatasi penurunan pertumbuhan penduduk di negara-negara maju, khususnya di Eropa yang selama lebih dari 30 tahun telah menerapkan kebijakan penerimaan imigran.

Aucun commentaire: