vendredi 18 mai 2007

Pengunduran diri sarkozy sebagai Ketua Partai UMP

Nicolas Sarkozy, Ketua Partai Union pour un Mouvement Populaire (UMP) yang terpilih sebagai Presiden Perancis pada pemilu tanggal 6 Mei 2007 lalu, pada tanggal 14 Mei 2007 mengundurkan diri dari jabatannya selaku ketua UMP. Pengunduran diri tersebut diumumkannya dalam pertemuan Dewan Nasional Partai UMP di Paris. Dalam pidatonya, Sarkozy menyatakan bahwa pengunduran diri tersebut merupakan tanggung jawab moral dirinya untuk menjaga keadilan atas seluruh rakyat sehubungan dengan jabatan barunya sebagai Kepala Negara Perancis.


Penunjukan Ketua Bersama UMP yang terdiri dari Jean-Claude Gaudin (wakil Ketua UMP), Pierre Méhaignerie (Sekjen UMP) dan Brice Hortefeux (wakil Sekjen UMP) hingga pemilihan ketua pada kongres partai UMP musim gugur mendatang tampaknya dimaksudkan selain untuk menghindari persaingan internal UMP juga untuk mengamankan posisi Sarkozy pada pemilu UMP 2012 mendatang. Jadual pemilu legislatif yang semakin dekat, tampaknya mendukung alasan pembenar bagi penunjukan ketua sementara UMP yang berupa Ketua Bersama, sehingga friksi dalam partai akan terhindar dan tokoh-tokoh UMP dapat lebih berkonsentrasi kepada pemilu legislatif bulan Juni 2007. Namun penunjukan Ketua Bersama tersebut tampaknya juga dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan munculnya ketua Partai UMP yang dapat menyaingi Sarkozy pada pemilu Presiden Perancis 2012 mendatang.

Berkaitan dengan bentuk dan tata cara kepemimpinan UMP ke depan, Sarkozy menugaskan Jean-Pierre Raffarin untuk mengarahkan perubahan-perubahan statuta UMP berdasarkan masukan-masukan, usulan dan inisiatif untuk membentuk kepemimpinan UMP yang baru dan modern. Raffarin menyampaikan bahwa perubahan statuta baru UMP nantinya, termasuk berkaitan dengan pemilihan ketua, diharapkan tidak menimbulkan persaingan internal di UMP. Sebagaimana diketahui, ketua UMP selama ini dipilih melalui pemungutan suara oleh militant (anggota UMP yang memiliki kartu) dalam kongres UMP. Sarkozy tampaknya sedang mempersiapkan upaya membendung munculnya tokoh UMP yang dapat menyainginya melalui perubahan statuta partai yang terkait dengan pemilihan ketua.

Dalam pidato pengunduran dirinya, Sarkozy mengharapkan UMP dapat menjadi kekuatan yang menyatukan dan bukan menjadi kekuatan yang mengekslusikan/ mengecualikan, dan berharap UMP dapat membuka diri terhadap yang lain. Pernyataan Sarkozy tampaknya dimaksudkan untuk mengantisipasi kemungkinan penunjukan sejumlah Menteri dari Partai Sosialis dan Union pour la Démocratie française (UDF) yang dapat menimbulkan “ketidaknyamanan situasi”, yang berdampak terhadap kemungkinan tersingkirnya sejumlah tokoh UMP yang banyak berjasa terhadap Sarkozy dalam pemilu lalu.

François Fillon, tokoh UMP yang selama ini menjadi penasehat politik Sarkozy dan diperkirakan akan ditunjuk sebagai Perdana Menteri, mengharapkan mobilisasi total UMP untuk menghadapi pemilu legislatif guna mendukung efektivitas kabinet mendatang dan mensinergikan terpilihnya secara mayoritas ketua UMP sebagai Presiden Perancis.

Sarkozy memimpin UMP sejak terpilihnya dirinya pada Kongres UMP bulan November 2004, menyusul pengunduran diri Alain Juppe yang terbukti terlibat dalam proses hukum akibat penyalahgunaan wewenang sehubungan dengan pembiayaan yang tidak sah terhadap anggota partai RPR (cikal bakal Partai UMP) ketika yang bersangkutan menjabat Ketua RPR dan menjabat di Dewan Kota Paris. Kepemimpinan Sarkozy di UMP yang menjanjikan perubahan tampak memperlihatkan wajah UMP yang lebih baru, yaitu meninggalkan kesan sebagai partai yang dikuasai generasi tua, meskipun pada awalnya menimbulkan perpecahan karena pembawaan Sarkozy yang dipandang terlalu kritis oleh para tokoh UMP generasi tua.

Partai UMP yang saat ini memegang mayoritas di Assemblée Nationale (Majelis Rendah), yaitu menduduki 369 dari keseluruhan 577 kursi, dalam jajak pendapat yang diterbitkan oleh BVA tanggal 10 Mei 2007 diperkirakan akan memenangkan mayoritas pada pemilu legislatif tanggal 10-17 Juni 2007 mendatang dengan perkiraan perolehan suara sebesar 67%. Sementara itu berdasarkan jajak pendapat terhadap kalangan pendukung Ségolène Royal pada pemilu Presidensial putaran kedua lalu UMP diperkirakan akan memenangkan mayoritas di Majelis Rendah sebesar 54%. Jajak pendapat tersebut memperkirakan UMP akan memperoleh 288-344 kursi; PS 158-200 kursi; Partai Komunis 14-18 kursi; Mouvement Démocrat (sebelumnya bernama UDF) 8-13 kursi dan partai lainnya 4-7 kursi.


Paris, 14 Mei 2007

Aucun commentaire: