vendredi 25 mai 2007

I'm learning........

Seingatku, sepanjang perjalanan ke kantor atau pulang kantor, perasaaan bersyukur sering aku ucapkan, meskipun dalam hati. Bersyukur bahwa aku lebih beruntung dibandingkan gelandangan (yang sekarang tambah banyak di Paris). Ketika tadi siang aku berpapasan dengan anak SD yang minta api rokok, bersyukur aku selama ini (semoga!) tidak membuat malu orang tuaku karena kelakuanku. Ketika mendengar berita seorang pejabat terjerat hukum karena KKN, bersyukur aku karena orang tuaku tidak melakukan hal itu.

Mungkin rasa syukur yang belum bisa aku ungkapkan adalah ketika Tuhan sering mengujiku dengan tindakan-tindakan orang yang menyakitiku. Belum bisa aku sebijak Nabi atau orang suci lainnya, yang bisa dengan lapang dada membalas sakit hati dengan perbuatan yang sebaliknya. yaaa, belum rela rasanya aku melakukan itu.

Sebenarnya, sering aku berupaya untuk itu, diam-diam tanpa sepengetahuan orang yang menyakitiku, aku berusaha menyampaikan kebaikan-kebaikan orang yang sering menyakitiku. Mungkin Tuhan tidak mengjinkanku, menyampaikan kebohongan-kebohongan atas "bungkusan ceritaku" tentang kemunifikan-kemunafikan orang yang menyakitiku, karena orang itu (barangkali) adalah seburuk-buruknya manusia yang pernah aku jumpai. Mengadu domba, berbohong (atas nama rakyat kecil pula) mencari keuntungan pribadi, jika perlu membuat orang tunduk untuk mengakui bahwa dia adalah yang terhebat. Yaaaaa, setelah mendapat nasehat seorang teman yang bijak, rasanya ada beberapa kesalahan yang mesti aku perbaiki.

Pertama, pujilah dia di depannya dan di depan orang-orang sekitarmu. aaaah, mungkin terlalu sombong aku, begitu banyak orang yang aku puji, sangat miskin aku memuji di depannya atau di depan umum atas sepengetahuannya. Tapi aku khawatir aku akan dididik menjadi penjilat kataku. Tidak, kata temanku yang bijak. Karena itu adalah bagian dari bahasa diplomatis. Dalam negosiasi saja kita seperti itu, memuji dahulu. Ya, tapi bukankan itu berarti memposisikannya sebagai lawan??!! Sanggupkah aku??!! sementara kebencianku rasanya sejak awal pun sudah diketahui olehnya sejak dulu, pujianku rasanya akan tercium olehnya sebagai suatu kebusukan.

Kedua, rendahkan nada suaramu. yaaaa, mungkin tanpa aku sadari, tanpa aku bermaksud menjatuhkan orang, dan mungkin karena kekurangbijakanku, cara bicaraku sering offended orang! ternyata, aku belum memahami budayaku sendiri, bahwa cara bicaraku ternyata membuat banyak orang merasa "terkalahkan". hmmm, mungkin aku terlalu memposisikan rekan-rekanku sebagai orang-orang yang sangat terdidik dan bijak, sehingga aku kira esensi perdebatan bukanlah nada suara, namun logika dan kebenaran serta solusi. Tetapi mungkin benar bahwa lidahku tajam, saatnya belajar menumpulkan lidah! I said I didn't realize that my tone has offended him. He said, now you will learn girl, that you have to tone down your statement during the debat without loosing your integrity. I said, I didn't care about integrity, he said, well you have to learn now girl!

Ketiga, jangan pernah meninggalkan perang, katanya! kata2 itu keluar setelah suaraku yg mulai serak berkata: sepertinya saya tidak kuat..............., sungguh kaget aku. Aku sendiri tidak dekat dengannya, tapi mendengar nasehat2 berdasarkan pengalamannya dengan"Nya" sebelumnya, sungguh mendorong kata-kata itu keluar dari mulutku: saya ingin sekali sekiranya tidak menimbulkan preseden, pulang lebih awal, sambil hampir jatuh air mataku. Rekanku pun tak sanggup menatapku, sambil berkata: jangan pernah mundur dari peperangan. Sambil mengakhiri percakapan itu, aku bersyukur bahwa Tuhan masih menebarkan teman2 yang menguatkanku. Ya pak, tapi aku tidak pernah menganggap kehidupan ini suatu medan perang, karena ku tidak menyukai peperangan. Mungkin aku salah menampilkan gesture, sehingga gestureku secara tidak sadar menebarkan hawa peperang.........ah, tidak pernah kusangka, Paris yang indah telah menyisakan catatan kesedihan dan sakit hati berkepanjangan.....yaaaa rasanya catatan kebahagiaan selama di Paris hanyalah sesering turunnya salju tebal di kota Paris, karena Paris sangat jarang sekali berselimut tebal salju.

Today, I'm learning that Paris is far away from my home town, but I also am learning Paris is even far away from happiness.

Paris, 25 May 2007

dimanche 20 mai 2007

Kanan dan Kiri

Kalau tidak salah (perlu dilihat lagi nih!!), dalam sejarah republik Perancis, Sayap Kanan atau Konservatif lebih banyak menguasai pemerintahan dibandingkan kiri. Mungkin saja karena sudah "kalah start" karena sejak jaman baheula, dan menurut sejarah Perancis Konservatism cikal bakalnya adalah Kaum Bangsawan dan Nasionalis. Dan kemudian baru muncul "sayap kiri" yang cikal-bakalnya adalah perlawanan terhadap hegemoni dan kesewenang-wenangan bangsawan atau penguasa.

sayap kanan, dalam hal ini UMP dan cikal bakalnya, sepertinya hampir sering menguasai eksekutif karena ikatan dan organisasinya sangat kuat dan berpengalaman. Sementara itu sayap kiri, meskipun pernah berkuasa, frekuensinya lebih sedikit.

Satu lagi, sepertinya sayap kiri lebih seringnya menguasai legislatif dibandingkan eksekutif. Lagi-lagi kembali ke hakekat kiri yang selalu konfrontatif, akhirnya memang pas kalau kiri selalu jadi kubu penyeimbang eksekutif. Makanya tidak heran ketika pemilu PE lalu kiri memperoleh kursi yang cukup menentukan, tapi giliran pemilu Presiden kalah!

Masalahnya, sayap kiri yang dulu dikenal sangat kuat ideologinya, sekarang menjadi kurang bergaung suaranya. Mungkin karena kiri sangat berprinsip pada ideologi sehingga sulit menurunkan ke tataran di lapangan. akibatnya, ideologi hanya tinggal menjadi jargon-jargon belaka. Kita lihat saja, seberapa laku kah ideologi yang ditawarkan sayap kiri pada pemilu legislatif mendatang!!!!

Catatan mengenai Kabinet Baru PM François Fillon

Komposisi Kabinet Baru Perancis yang berkurang dari 16 Menteri menjadi hanya 15 dan dari 12 Menteri Muda menjadi hanya 4 Menteri Muda dan 1 Komisioner Tinggi tampak dimaksudkan untuk memperlihatkan komitmen Presiden Nicolas Sarkozy terhadap efisiensi anggaran. Hal tersebut tampaknya dimaksudkan untuk menanggapi kritik terhadap citra tokoh-tokoh UMP yang identik dengan pemborosan. Ditunjuknya 7 wanita dalam kabinet baru tampak dimaksudkan untuk memperlihatkan komitmen Sarkozy terhadap janji kampanye Sarkozy mengenai keseimbangan jumlah wanita dalam kabinet.

Penunjukan tokoh-tokoh masyarakat yang dikenal simpatik oleh masyarakat Perancis, seperti Martin Hirsch (Komisioner Tinggi Penanggulangan Kemiskinan dan Bernard Kouchner (Menlu) tampaknya dimaksudkan untuk memperlihatkan kesungguhan Pemerintah terhadap masalah-masalah kemiskinan dan kemanusiaan serta untuk menarik simpati kaum miskin di Perancis. Martin Hirsch, selain pengalamannya di Conseil d’Etat, sebelumnya adalah Ketua Yayasan Emmaüs Perancis (yayasan yang pernah diketuai oleh Almarhum Abbe Pierre/ tokoh pembela kaum miskin). Sementara itu Bernard Kouchner adalah pendiri Médécins Sans Frontièrs (MSF, organisasi yang pernah mendapat hadiah Nobel tahun 1999) dan aktivitasnya dalam aksi-aksi kemanusiaan di negara-negara dunia ketiga sangat dikenal oleh rakyat Perancis.

Penunjukan tokoh-tokoh dari sayap kiri (Bernard Kouchner) dan dari kubu tengah (Hervé Morin sebagai Menhan) memperlihatkan upaya Presiden Sarkozy untuk mengakomodir kepentingan kubu kiri dan kubu tengah. Hal tersebut untuk memperlihatkan komitmen Presiden Sarkozy terhadap persatuan dan kebersamaan (ensemble) yang dijanjikan Sarkozy pada pidatonya setelah memenangkan pemilu Presiden 6 Mei 2007.

Secara keseluruhan kabinet baru Perancis tampaknya dimaksudkan pula untuk memperlihatkan citra UMP yang akomodatif, khususnya untuk menggalang dukungan rakyat Perancis menjelang pemilu legislatif Juni 2007. Penggalang dukungan tersebut penting bagi UMP untuk mencapai jumlah kursi mayoritas di Assemblée Nationale (Majelis Rendah) karena reformasi yang akan dijalankan memerlukan dukungan mayoritas di Majelis Rendah.

Mungkin saja paska pemilu legislatif akan ditunjuk menteri muda atau yang sejajar dengan jabatan junior lainnya dalam kabinet. Tapi yang pasti, banyak orang-orang yang telah berjasa terhadap kemenangan Sarkozy yang tidak masuk dalam jajaran kabinet. Yang paling menyakitkan barangkali adalah Patrick Devedjian (meski ybs akan diproyeksikan menggantikan Sarkozy sebagai Conseiller Général di Haute-de-Seine, departemen terkaya Perancis).

Penunjukan sejumlah tokoh PS dalam kabinet baru Perancis cukup membuat PS kewalahan. Pertama, PS mungkin sangat tahu bahwa itu adalah strategi kampanye UMP untuk pemilu legislatif mendatang. Kedua, tokoh yang ditunjuk selain public figur adalah tokoh yang dikenal cukup dekat dengan Royal. Ketiga, lagi-lagi PS merasa bergabungnya tokoh dari PS dalam kabinet menambah daftar panjang hijrahnya sejumlah tokoh PS ke kubu UMP. Dapat dimengerti kalau Ketua PS dan Ségolène Royal mencak-mencak dan mengeluarkan pernyataan keras bahwa anggota PS yang bergabung di kabinet tidak diakui lagi sebagai bagian dari PS. Ahaa.......sungguh kampanye dan pernyataan yang emosional (meskipun wajar sih!...) dan sangat kurang bijak, dan sangat tipikal kiri (tidak pernah bisa kompromi!). Tentunya bukan strategi kampanye yang simpatik.

Kompromi sepertinya adalah kata-kata "haram" bagi kubu kiri (jadi inget Penguasaku...he..he!!!). Bagaimana mungkin anda membangun bangsa dengan prinsip yang selalu tanpa kompromi. Ada batas-batas di mana kompromi diperlukan. Satu kelemahan kubu kiri sepertinya adalah selalu berkonfrontasi meskipun kadang tanpa dasar kuat (lagi2 keinget Penguasaku...hi..hi). Aliansi asal konfrontatif tidak akan pernah mencapai tujuan dan ikatan yang kuat dan langgeng. Mengapa??? selain bawaannya ngelawan terus, bahkan elemen2 konfrontatif pun bergolak di intern aliansi tersebut. Akibatnya, eksistensi aliansi akan selalu prematur sebelum menguat, yang disebabkan dari hakekat dari elemen konfrontatif yang selalu menggerogoti tersebut. Rasanya memang tidak salah mengidentikkan kiri dengan utopis dan anti-kemapanan. Waaaah.....kalau ketahuan mbah Kakung, bisa marah besar, soale almarhum adalah tokoh Marhaenis di wilayahnya waktu itu!!!!!

Sarkozy dan muslim

Kemarin, aku membaca salah satu tulisan (katanya sih analisa) tentang kebijakan Sarkozy. Satu saja kesalahan besar yang ingin aku ungkap, yaitu "analisa" bahwa Sarkozy pernah membela kepentingan Islam.......bla...bla...bla. Mudah-mudahan tulisan waktu itu direvisi, karena sepertinya analisanya didasarkan pada "kesalahan membaca fakta". Mungkin maksudnya adalah beberapa pernyataan Sarkozy mengenai usulan Sarkozy untuk memberikan bantuan/ donasi kepada masjid-masjid di Perancis. Padahal kalimat itu belum selesai, kelanjutnyannya adalah: agar negara bisa mengendalikan pengaruh ekstremisme/ radikalisme asing.

Sarkozy, mungkin karena pengalamannya sewaktu menjadi Mendargi, tahu betul bahwa kebanyakan masjid di Perancis didirikan melalui pengumpulan dana asing, umumnya dari negara--negara Maghreb seperti Maroko dan Algeria, serta dari Arab. Dasar!!!!Sarkozy itu memang cerdasnya sudah bawaan orok! Dengan membantu dana pendirian dan pengelolaan masjid, berarti ada celah buat negara untuk "masuk" dalam "wilayah" masjid dan akhirnya bisa sedikit demi sedikit mengetahui pemetaan gerakan dan jaringan fundamentalisme yang masuk ke Perancis. Sarkozy bahkan pernah menulis mengenai konsepnya itu dalam sebuah buku yang mengulas mengenai hubungan antara negara dan agama di Perancis. Kebetulan aku punya bukunya. Intinya, konsep yang diajukan oleh Sarkozy itu adalah untuk menegakkan prinsip laïcite (semacam sekularisme) di Perancis.

Laïcite adalah suatu paham yang memisahkan antara kehidupan politik/ negara dan agama, yang bertujuan untuk mendorong kebebasan untuk beragama (termasuk kebebasan untuk tidak beragama). Konsep dasarnya adalah penghormatan atas kebebasan berpikir dan kebebasan beragama. Negara harus menjaga jarak dari doktrin-doktrin keagamaan. Dalam prakteknya di kehidupan sehari-hari hal tersebut menjadi sulit untuk sepenuhnya diterapkan. Salah contoh nyata adalah hari libur agama Kristen yang diterapkan di sekolah-sekolah Perancis. Menanggapi kritik tersebut, Kementerian Pendidikan akhir-akhir ini mulai menerapkan kebebasan kepada siswanya yang menghendaki libur pada hari-hari besar penting keagamaannya.

Laïcite di dunia pendidikan Perancis mulai diterapkan pada tahun 1880-an (dikenal dengan La Loi Jules Ferry. Sementara itu dasar dari Laïcite di Perancis adalah UU Tahun 1905, yang melarang pendanaan negara terhadap gereja, kecuali jika praktik pendanaan tersebut telah ditetapkan sebelum tahun 1905. Permasalahan kemudian muncul dan bahkan menjadi pro dan kontra sehubungan dengan konsep Sarkozy karena UU 1905 hanya membatasi pada gereja karena pada saat itu kaum muslim di Perancis belum sebanyak saat ini dan belum ada UU yang merevisi UU tersebut.

Jika konsep Sarkozy tersebut akan diterapkan, perlukah Perancis mengubah UU Tahun 1905 tersebut? Yang pasti, Sarkozy waktu itu adalah satu-satunya calon Presiden yang mengajukan konsep nyata mengenai upaya menegakkan laïcite (yang berarti pula penegakan ideologi yang tercantum dalam Konstitusi Perancis 1958) yang sejalan dengan upaya pencegahan dan pengendalian terorisme.

Warsong

Berbagai tanggapan muncul tentang keputusan Kementerian Pertahanan Inggris untuk tidak mengirimkan Pangeran Harry ke Irak. Alasan Kementerian Pertahanan dan pihak militer adalah, kekhawatiran bahwa Pangeran Harry akan menjadi target sasaran bagi ektremis di Irak dan bahkan bisa membahayakan pasukannya, karena dia bisa dengan mudah dikenali.
Salah satu tanggapan pembaca bbc, yaang anaknya sedang bertugas di Irak, mempertanyakan apakah keputusan itu berarti nyawa anaknya tidak lebih berharga dibanding nyawa Pangeran Harry. Salah satu eks tentara Inggris mengatakan bahwa keputusan itu akan mengecewakan Pangeran Harry sampai beberapa tahun ke depan, sementara pembaca lainnya menyalahkan keputusan Kementerian Kementerian Pertahanan Inggris yang mendukung rekruitmen keluarga kerajaan di Angkatan Darat (dan bukan AU atau AL yang lebih tidak mudah mendapat sasaran musuh).
Tapi satu tanggapan yang rasanya bisa merangkum pro dan kontra adalah dari seorang pembaca yang menyalahkan liputan media mengenai rencana pengiriman Pangeran Harry ke Irak sebagai biang keladi dari kekhawatiran mengenai kemungkinan Pangeran Harry dan pasukannya bisa menjadi sasaran serangan dan penculikan dari ekstremis. Karena menurutnya, seandainya media massa tidak mengungkap rencana pengiriman tersebut maka kekhawatiran tersebut tidak akan muncul, dan ekstremis tidak akan menjadikannya sebagai target karena mereka juga tidak akan dengan mudah mengenali wajah Pangeran Harry ketika di medan perang.
Hmmmm, jangan-jangan, ada yang sengaja memang memberitakannya untuk tujuan tertentu. Entah kalangan militer sendiri, entah kalangan kerajaan.
Saking seringnya tayangan di TV tentang perang dan tidak tahu sebenarnya apa yang mereka perangi, rasanya banyak dari kita, dan tentunya para keluarga tentara yang tewas di medan perang, yang mempertanyakan legitimasi perang seperti diungkapkan White Lion dalam cuplikan Warsong berikut:

a young man returns from war,
where he didn't know what he was fighting for,
the streets remain the same but people changed,
all the medals on his chest didn't mean a thing,
a tear dropped from the corner of his eye,
did he come home??

rahmat dari seorang sahabat

Pertanyaanku membuat sahabatku tersedak. Tiba-tiba saja aku menanyakan kepadanya bunyi keputusan kawat penarikan, yang ternyata intinya: dimutasikan ke Jakarta dan untuk pulang selambat-lambatnya bulan X! Naah, kataku, berarti bisa kan pulang sebulan sebelumnya??!! Akhirnya dengan nada serius temanku menyarankan: senior2ku pernah menasehati, sebaiknya, jangan pulang lebih awal, karena itu adalah jadual yang ditugaskan kepada kita! Sambil bilang: jangan sampai membuat catatan hitam untuk karir kita ke depan! Haa??!! gak salah tuh?? rasanya aku belum pernah melawan ataupun membantah kepada penguasa. Segondok apapun, sedongkol apapun pasti ujung-ujungnya menelan ludah..he..he..!
Tapi sahabatku itu sungguh sangat memahami karakterku: sudahlah! jangan seperti si X, si Y yang sampai sekarang jadi susah karirnya, pinter itu gak penting kalau akhirnya kita konflik dengan "penguasa". Tapi kan aku hanya konflik batin???!!! Dan aku selalu menerapkan karakter "diplomat kebathinan" ketika ada rapat staf!
He..he..nyerah juga temanku, akhirnya keluarlah nasehat jitunya: sudahlah, aku juga tidak selamanya di profesi ini, atau paling tidak seandainya tetap di profesi ini kita bisa nolak tugas di luar negeri. karena prinsip itulah aku menganggap untuk menikmati saja kehidupan tugas pertama kali ini. siapa tahu ini satu-satunya penugasan kita di luar!
Waaah...kalau sudah keluar kata2 bijaknya, tidak pernah menyangka dia orang yang selama ini dianggap angkuh karena tidak mengenali orang gara2 kacamata minusnya jarang dipake...!!!
Satu lagi kata2nya yang mengingatkanku akan kewajibanku yang selama di Paris terabaikan: shalat tepat waktu! Meskipun dia sendiri kadang lalai, perkataannya sungguh pengingat untukku, katanya: aku malu karena sohibku si F itu masih rajin sholatnya. Si F yang juga temanku itu, menikah beda agama selagi di luar negeri dan saat ini sudah punya satu bayi.
Yaaaa.....rasanya terlalu merugi aku seringkali meninggalkan salah satu sholat hanya karena kerjaan yang nggak penting dan kadang mubazir. Sementara si F yang sudah punya bayi saja masih rajin!!
Ah....sahabatku itu, selalu saja, menjadi malaekat yang mengingatkanku.

makna persaudaraan

setelah ngobrol berjam-jam dengan kakak perempuanku dan keponakanku (tentu saja lewat telpon!), tiba-tiba pingin nelpon kakak sulungku. sungguh tidak enak rasanya kakak sulungku langsung mengenali suaraku. Ya....aku telah lama mengabaikannya, dan tercurahlah kekangenannya dan berlanjut ke cerita tentang hasil kuliahnya.
Kaget juga aku! kakakku itu, benar2 semangatnya untuk kuliah tidak pantang menyerah! Sudah 40 tahun usia, tapi masih ada keinginan kuliah hukum. dan sungguh aku tersentuh ketika dia bilang nilainya tertinggi di angkatan. dan seperti biasa keluar pernyataan-pernyataan kebanggaannya kepadaku sejak sekolah hingga saat ini. Hmmm, aku terhenti dan membuanya bertanya. Akhirnya kubilang, ah.....kebahagiaan itu relatif mas, apapun kalau kita melakukan sesuai dengan hati nurani, tanpa tekanan, dan sesuai dengan yang diharapkan, maka kebahagiaan bisa kita rasakan. Aku sudahi percakapanku dengan kaka sulungku setelah mengingatkannya untuk selalu mensyukuri kedekatannya dengan keluarga dan menentramkan hati mama. Rasanya percakapan tadi benar-benar menyisakan pertanyaan untuk kakakku tentang makna kebahagiaan. Dan aku, sungguh sudah lama mengabaikan ikatan persaudaraan dengan kakak sulungku, sungguh aku telah mengabaikan perasaan kekangenannya.
Tuhan, terima kasih atas makna persaudaraan hari ini.

makna silaturahmi

hari ini aku sengaja bermalas-malasan supaya bertahan untuk tinggal di rumah saja, supaya bisa menelpon sepuas-puasnya ke kampung halaman. sebenarnya sejak tengah malam dadaku agak berdebar, ada perasaan yang tidak nyaman, tapi kuputuskan untuk "memaksa diri" tidur.
Ternyata ikatan batin ibu dan anak memang kuat. Voila...mamaku langsung saja nyerocos curhat sambil nangis.......kali ini gara-gara rencana pernikahan anak bungsu!
Rasanya aku yang paling muda pengalaman dari saudara-saudaraku, bahkan pengalaman berpacaran sekalipun! Tapi kalau sudah urusan rumah tangga, cekcok antar keluarga, kenakalan remaja, koq jadi sok tua yaaa??!!!! Anehnya, setelah nangis, dan setelah masukan-masukan dari mulutku nerocos, mama bilang lega dan sudah tidak kepikiran. Kadang aku berpikir, apa mamaku hanya berpura2 lagi tapi masih kepikiran, hanya sekadar membuatku tidak khawatir??!!Tapi sambil telpon mama, sms kukirim ke adikku dengan nada keras bahwa dia telah membuat ibuku menangis. Rasanya kurang bijak juga, tapi mungkin karena aku sendiri sedang sangat membenci keberadaanku yang jauh dari keluarga, akhirnya terkirim juga sms bernada "keras" itu. Keberadaanku di Paris ternyata benar-benar telah membuatku mudah berkata "pedas" dan tidak sabaran!! yaaa sudahlah.....
Tapi ada satu kalimat yang rasanya sering menggangguku, tepatnya membuatku sungguh merasa "di tempat yang salah"! Untuk kesekian kalinya mama bilang, kadang kangen jalan-jalan santai keluar bareng kamu seperti waktu masih di Klaten, ngelayap ke pasar dan ke mal. Hmm, kali ini sungguh mengusikku pertanyaanku: mungkinkah kebiasaan-kebiasaan refreshing mama denganku yang selama ini hilang sejak aku di Jakarta, yang jadi salah satu penyebab stroke mama dulu??!!! Belum lagi waktu dan saat-saat curhat yang sudah sangat berkurang sejak 1999 aku hijrah ke Jakarta. Rasanya ketegaran mama mulai berkurang sejak itu. Ya, perasaan "berada di tempat yang salah" seringkali ada di benakku.
Telepon menjadi satu-satunya sarana silaturahmiku dengan mama, terutama untuk mengikuti perkembangan kondisi psikologis mama. mungkin satu-satunya kalimat yang sering membuat rasa bersalahku karena "berada di tempat yang salah" adalah ungkapan mama yang selalu melegakan setelah mendengar suaraku. aku kadang berpikir, akan lebih bahagiakah mama seandainya aku bisa bekerja dan tinggal dekat dengannya??!! Rasanya ku terlalu berdosa karena selama ini berpikiran menelpon mama adalah kewajiban mingguan semata. Sungguh aku selama ini melupakan makna bahwa menelpon mama adalah anugerah Tuhan agar aku dapat memaknai silaturahmi yang sebenarnya.
Ya Tuhan, jagalah selalu mamaku, bahagiakanlah hatinya, sejukkanlah hati dan pikirannya, karuniakanlah kesehatan dan panjang umur kepada mamaku, dan berilah aku kesempatan untuk membahagiakannya. Amiiin.........

antara media massa dan realita

Sore ini aku iseng membuka rekaman video istrinya PM Perancis yang baru. Istri François Fillon, kabarnya kelahiran Wales dan terbiasa tinggal di pedesaan dengan peternakan kuda dan menghabiskan waktunya membesarkan 5 anaknya. Beberapa orang dekatnya megatakan istri Fillon adalah seorang yang sangat terbuka dan mempunyai kepribadian yang menyenangkan. Ketika wawancara pun keliatannya komentar orang ada benarnya. Dia mengatakan bahwa salah satu alasan mengapa suaminya mendukung pencalonan Sarkozy sebagai Presiden adalah karena Sarkozy orang yang sangat terbuka dan terus terang (berbeda dengan Jacques Chirac yang sering menggunakan ungkapan dalam pernyataan (yang begini sih memang tabiat kebanyakan orang Perancis kali yaaa!).
Yang menarik adalah pernyataan Mme. Fillon bahwa Sarkozy adalah orang yang selalu berbuata dengan terus terang dan tidak pernah melakukan sesuatu di belakang kita. Apakah maksudnya?? Apa suaminya pernah "ditusuk dari belakang" oleh Chirac sewaktu berkuasa? Ataukah hanya sekedar kampanye positif bahwa Sarkozy adalah orang yang baik sebagaimana lumrahnya manusia?Yang aku tahu ketika resuffle kabinet paska referendum Konstitusi UE, Fillon adalah salah satu menteri yang tersingkir.
ada beberapa lagi tanggapan orang Perancis mengenai Sarkozy, bahkan satu di antaranya adalah keluarga dekat temanku di Paris, yang mengatakan bahwa Sarkozy adalah seorang yang simpatik. Yaaa...kalo dipikir-pikir Sarkozy kan juga manusia, ada yang menganggapnya menakutkan, ada yang menganggapnya ambisius, adapula yang mengatakan sebagai seorang yang cemerlang dan menyenangkan.
Lalu mengapa citranya yang menakutkan lebih menonjol? Ada apa sebenarnya dengan media Perancis. Apakah salah pernyataan orang-orang yang mengatakan sebaliknya tentang Sarkozy, yang bertentangan dengan sorotan media massa???
Sebenarnya semua pernyataan, baik media massa maupun orang di jalanan, tidak ada yang salah, JIKA SAJA, sekali lagi JIKA SAJA MEREKA MEMPUNYAI BUKTI!. Media A bisa saja menjuluki Sarkozy ambisius atau menakutkan, jika saja mereka mempunyai bukti. Orang bisa saja mengatakan Sarkozy simpatik, dari sudut pandangnya, meskipun dari pengalaman yang sangat singkat. Ibarat cerita kesaksian 5 orang tuna penglihatan mengenai gajah. Yang kebetulan memegang belalainya bilang gajah itu panjang. Yang memegang telinganya bilang gajah itu lebar. dsb, sehingga semuanya tidak ada yang salah karena semua pernyataan menggambarkan ciri-ciri gajah.
Sekarang pernyataannya, Sarkozy adalah Machiavelist! mungkin saja benar, karena orang yang mengatakan itu tahu betul istilah Machiavelist, dan pernah membuktikan bahwa Sarkozy adalah orang yang mempunyai ciri-ciri Machiavelist! Mungkin dapat dibenarkan kalo itu pernyataan orang awam. Tetapi jika anda adalah seorang public figur atau tokoh politik tiba-tiba menyatakan seperti itu......waaaah, sepertinya anda perlu mempunyai bukti-bukti kuat. dan saya sedang berhandai-handai, mungkin saja publik figur itu atau tokoh politik itu pernah ketemu Sarkozy, dan ketika berjumpa tiba-tiba Sarkozy membisikkan kepadanya: saya ini Machiavelist lho!!!!!!!!!!!!!!!!!!
semoga ketika selalu mempunyai dasar ketika berbicara, apalagi menyampaikan berita.....karena kita akan terbiasa menjadi pembohong akibat cerita atau berita yang kita sampaikan tidak berdasar! dan jangan lupa pepatah atau ungkapan bahwa "kebohongan kecil akan menjadi kebiasaan atau lingkaran setan bagi kebohongan-kebohongan kita lainnya" dan pada akhirnya menjadi kebiasaan kita. Semoga kita diingatkan untuk menjauhi kebohongan......

vendredi 18 mai 2007

Pengunduran diri sarkozy sebagai Ketua Partai UMP

Nicolas Sarkozy, Ketua Partai Union pour un Mouvement Populaire (UMP) yang terpilih sebagai Presiden Perancis pada pemilu tanggal 6 Mei 2007 lalu, pada tanggal 14 Mei 2007 mengundurkan diri dari jabatannya selaku ketua UMP. Pengunduran diri tersebut diumumkannya dalam pertemuan Dewan Nasional Partai UMP di Paris. Dalam pidatonya, Sarkozy menyatakan bahwa pengunduran diri tersebut merupakan tanggung jawab moral dirinya untuk menjaga keadilan atas seluruh rakyat sehubungan dengan jabatan barunya sebagai Kepala Negara Perancis.


Penunjukan Ketua Bersama UMP yang terdiri dari Jean-Claude Gaudin (wakil Ketua UMP), Pierre Méhaignerie (Sekjen UMP) dan Brice Hortefeux (wakil Sekjen UMP) hingga pemilihan ketua pada kongres partai UMP musim gugur mendatang tampaknya dimaksudkan selain untuk menghindari persaingan internal UMP juga untuk mengamankan posisi Sarkozy pada pemilu UMP 2012 mendatang. Jadual pemilu legislatif yang semakin dekat, tampaknya mendukung alasan pembenar bagi penunjukan ketua sementara UMP yang berupa Ketua Bersama, sehingga friksi dalam partai akan terhindar dan tokoh-tokoh UMP dapat lebih berkonsentrasi kepada pemilu legislatif bulan Juni 2007. Namun penunjukan Ketua Bersama tersebut tampaknya juga dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan munculnya ketua Partai UMP yang dapat menyaingi Sarkozy pada pemilu Presiden Perancis 2012 mendatang.

Berkaitan dengan bentuk dan tata cara kepemimpinan UMP ke depan, Sarkozy menugaskan Jean-Pierre Raffarin untuk mengarahkan perubahan-perubahan statuta UMP berdasarkan masukan-masukan, usulan dan inisiatif untuk membentuk kepemimpinan UMP yang baru dan modern. Raffarin menyampaikan bahwa perubahan statuta baru UMP nantinya, termasuk berkaitan dengan pemilihan ketua, diharapkan tidak menimbulkan persaingan internal di UMP. Sebagaimana diketahui, ketua UMP selama ini dipilih melalui pemungutan suara oleh militant (anggota UMP yang memiliki kartu) dalam kongres UMP. Sarkozy tampaknya sedang mempersiapkan upaya membendung munculnya tokoh UMP yang dapat menyainginya melalui perubahan statuta partai yang terkait dengan pemilihan ketua.

Dalam pidato pengunduran dirinya, Sarkozy mengharapkan UMP dapat menjadi kekuatan yang menyatukan dan bukan menjadi kekuatan yang mengekslusikan/ mengecualikan, dan berharap UMP dapat membuka diri terhadap yang lain. Pernyataan Sarkozy tampaknya dimaksudkan untuk mengantisipasi kemungkinan penunjukan sejumlah Menteri dari Partai Sosialis dan Union pour la Démocratie française (UDF) yang dapat menimbulkan “ketidaknyamanan situasi”, yang berdampak terhadap kemungkinan tersingkirnya sejumlah tokoh UMP yang banyak berjasa terhadap Sarkozy dalam pemilu lalu.

François Fillon, tokoh UMP yang selama ini menjadi penasehat politik Sarkozy dan diperkirakan akan ditunjuk sebagai Perdana Menteri, mengharapkan mobilisasi total UMP untuk menghadapi pemilu legislatif guna mendukung efektivitas kabinet mendatang dan mensinergikan terpilihnya secara mayoritas ketua UMP sebagai Presiden Perancis.

Sarkozy memimpin UMP sejak terpilihnya dirinya pada Kongres UMP bulan November 2004, menyusul pengunduran diri Alain Juppe yang terbukti terlibat dalam proses hukum akibat penyalahgunaan wewenang sehubungan dengan pembiayaan yang tidak sah terhadap anggota partai RPR (cikal bakal Partai UMP) ketika yang bersangkutan menjabat Ketua RPR dan menjabat di Dewan Kota Paris. Kepemimpinan Sarkozy di UMP yang menjanjikan perubahan tampak memperlihatkan wajah UMP yang lebih baru, yaitu meninggalkan kesan sebagai partai yang dikuasai generasi tua, meskipun pada awalnya menimbulkan perpecahan karena pembawaan Sarkozy yang dipandang terlalu kritis oleh para tokoh UMP generasi tua.

Partai UMP yang saat ini memegang mayoritas di Assemblée Nationale (Majelis Rendah), yaitu menduduki 369 dari keseluruhan 577 kursi, dalam jajak pendapat yang diterbitkan oleh BVA tanggal 10 Mei 2007 diperkirakan akan memenangkan mayoritas pada pemilu legislatif tanggal 10-17 Juni 2007 mendatang dengan perkiraan perolehan suara sebesar 67%. Sementara itu berdasarkan jajak pendapat terhadap kalangan pendukung Ségolène Royal pada pemilu Presidensial putaran kedua lalu UMP diperkirakan akan memenangkan mayoritas di Majelis Rendah sebesar 54%. Jajak pendapat tersebut memperkirakan UMP akan memperoleh 288-344 kursi; PS 158-200 kursi; Partai Komunis 14-18 kursi; Mouvement Démocrat (sebelumnya bernama UDF) 8-13 kursi dan partai lainnya 4-7 kursi.


Paris, 14 Mei 2007

Kabinet François Fillon

Berita pengumuman kabinet baru Perancis di bawah PM François Fillon menjadi berita utama media Perancis dan Eropa. Masuknya Bernard Kouchner dari PS/sayap kiri sebagai Menlu dan Hervé Morin dari UDF (sekarang berubah MD)/kubu tengah ditambah dengan masuknya 7 wanita dalam kabinet kali ini menambah catatan awal dari salah satu komitmen Presiden Nicolas Sarkozy untuk merangkul semua unsur membangun bersama (sesuai semboyan kampanyenya!) dan memenuhi keseteraan gender dalam kabinetnya.

Bernard Kouchner memang tokoh yang cukup dikenal di Perancis karena kiprahnya dalam berbagai aksi-aksi kemanusiaan, dan bahkan pendiri Médécins sans Frontièrs (MSF). Organisasi tersebut pernah mendapatkan hadiah nobel tahun 1999. Tapi pengalaman politikus yang berlatar belakang profesi dokter ahli gastroenteorologi tersebut sebelumnya lebih banyak terkait dengan urusan sosial dan kemanusiaan. Pernyataan Kouchner yang menentang sikap Perancis yang mem-veto resolusi DK PBB mengenai serangan AS ke Irak masih cukup segar dalam ingatan kalangan diplomat dan bahkan rakyat Perancis. Dia pernah mengatakan bahwa memerangi/ menumbangkan diktator seperti Saddam Hussein haruslah menjadi agenda global. Pernyataannya tersebut menjadikan Kouchner sering diidentikkan dengan pro-Amerika. Tapi akan kemanakah politik luar negeri Perancis? Terlebih dengan pengalamannya di bidang diplomasi yang dapat dikatakan terbatas pada aksi-aksi kemanusiaan.

Alasan yang bisa dilihat adalah upaya Sarkozy merangkul kubu kiri, tetapi kenapa Kouchner (dan bukan Hubert Védrine)?? Karena Kouchner cukup dikenal di fora internasional (meskipun tidak secara spesifik di dunia diplomasi). Istrinya yang seorang jurnalis terkenal mungkin dapat juga menjadi modal untuk menggalang jejaring diplomasi keluar dan ke dalam.

Lalu akankah politik luar negeri Perancis condong ke AS dan meninggalkan ideologi Gaulisme? Bagaimana dengan sikap Perancis mengenai konflik Israel-Palestina? Selama ini Presiden Jacques Chirac dikenal cukup memperjuangkan kepentingan Palestina, seperti dapat dilihat ketika Chirac memperjuangkan di UE agar mencairkan bantuan keuangan (gaji pegawai negeri) kepada Palestina yang terhenti menyusul kemenangan Hamas pada pemilu di Palestina.Bagaimana implikasi dari kemungkinan perubahan sikap/ posisi Perancis yang condong ke AS? Al Qaeda sudah mengancam untuk menyerang Perancis jika Perancis mendukung kebijakan AS. Ancaman itu tampaknya dipandang serius oleh Perancis. Sebelumnya Perancis juga pernah dimasukkan sebagai musuh nomor 1 oleh kelompok ekstremis Islam Algeria (GSPC). Apakah antisipasi terhadap dampak dari perubahan sikap/ posisi Perancis itu yang melatarbelakangi rencana pembentukan Dewan Keamanan Nasional Perancis? Masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang akan muncul berkaitan dengan profil Menlu Perancis yang baru.

Tapi yang pasti, pertimbangan penunjukan menteri-menteri di kabinet Fillon bukan sekedar politik balas-budi dan upaya meredam kritik dari kubu kiri dan tengah. Terlepas dari kredibilitas para menteri yang cukup diakui, pemilu legislatif yang semakin dekat tentunya menjadi salah satu pertimbangan penting sehingga komitmen Sarkozy untuk memperlihatkan citra pemersatu, dan mampu mengakomodir semua kubu dapat menjadi bahan kampanye kubu kanan. Jika UMP bisa menggalang suara mayoritas kembali di Majelis Rendah, setidaknya salah satu hambatan reformasi sudah berkurang. Mengapa? karena Majelis Rendah Perancis adalah lembaga yang dapat menjatuhkan Perdana Menteri melalui mosi tidak percaya.

Kedekatan Sarkozy dengan sejumlah pemilik media massa berpengaruh di Perancis, ditambah kedekatan sejumlah menteri-menterinya dengan para jurnalis ternama, harapannya mungkin bisa membantu Sarkozy menekan dampak media yang dapat menghambat rencana reformasi yang akan dijalankannya. Lagi-lagi, bahkan di negara maju sekalipun, kadang media massa bisa menjadi penghambat reformasi??? dalam beberapa kasus sepertinya benar (perlu contoh di Indonesia??!!).

Pilihannya kepada Fillon sebagai PM juga banyak pertimbangan. Selain figurnya yang diharapkan dapat mempermudah negosiasi dengan serikat buruh, Fillon adalah salah satu penggagas visi dan program UMP dan bahkan salah satu tokoh kunci kemenangan Sarkozy dalam pemilu lalu. Tapi ada lagi satu pilihan tepat kenapa Fillon, sudah bisa ditebak kan? apalagi kalau bukan agenda pemilu 2012. Mengapa? karena figur Fillon tidak sekuat Sarkozy. Selengkapnya bisa dibaca pada catatan kecil mengenai pengunduran diri sarkozy sebagai Ketua UMP.



Pemikiran Sarkozy mengenai lembaga kepresidenan dan kebijakan moneter Eropa

Ini juga catatan lama, sekedar mencari jejak-jejak pemikiran Sarkozy ketika belum menjabat Presiden, tepatnya ketika menyiapkan pencalonannya dirinya sebagai Presiden. Lihat saja!
_____________________________________________________

Menteri Dalam Negeri dan Ketua Partai Union pour Un Mouvement Populaire (UMP) Nicolas Sarkozy yang belakangan ini popularitasnya meningkat, masih menghadapi kendala dari dalam partainya sendiri. Satu diantaranya sebagaimana dikemukakan oleh François Goulard, Menteri Muda urusan Pendidikan Tinggi dan Penelitian (yang juga berasal dari Partai UMP) mengritik pemikiran Sarkozy mengenai wewenang lembaga kepresidenan dan kebijakan keuangan Eropa sebagai pemikiran yang meragukan.

Pemikiran Sarkozy untuk memperkuat/ memperbesar wewenang Presiden dalam mengendalikan pemerintahan dianggap akan mengurangi/ membatasi wewenang Perdana Menteri yang secara khusus mengemban peran semacam Menteri urusan perekonomian UE. Secara konstitusional hal tersebut lemah karena bertentangan dengan Konstitusi Perancis 1958. Menurut Goulard pemikiran Sarkozy tersebut tidak dapat diterima sepenuhnya karena menyalahi konsensus yang telah ditetapkan dalam konstitusi.

Kritikan lainnya berkaitan dengan pemikiran Sarkozy untuk mempertanyakan kembali Traktat Maastricht dan kebijakan UE mengenai mata uang euro. Menurut Goulard, pemikiran tersebut tidak dapat diterima karena tidaklah mungkin mempertanyakan suatu kebijakan yang sudah menjadi konsensus mayoritas.

Goulard berpendapat bahwa dua pemikiran Sarkozy yang kontradiktif dengan konsensus bersama tersebut sebenarnya dimaksudkan untuk menyatukan kepentingan dari berbagai kubu, namun tidak mempunyai dasar yang cukup kuat. Menurut Goulard pemikiran Sarkozy tersebut justru menimbulkan kekhawatiran di kalangan Partai UMP dan dikhawatirkan konstituen akan berpandangan bahwa pemikiran Sarkozy tersebut mewakili pemikiran Partai UMP seluruhnya.

Kritik Goulard terhadap pemikiran Sarkozy memperlihatkan masih adanya perbedaan pemikiran di kalangan Partai UMP mengenai platform politik dan ekonomi yang akan diangkat oleh partai tersebut. Kritikan tersebut dapat berarti ”peringatan” terhadap Sarkozy agar ”tidak membuat platform yang menyimpang” dari prinsip-prinsip maupun kebijakan atau konsensus yang telah dihasilkan selama pemerintahan Partai UMP selama ini.

Kebiasaan mengemukakan perbedaan pemikiran mulai dikembangkan di Partai UMP sejak Sarkozy memimpin Partai tersebut. Sarkozy sendiri ketika terpilih sebagai ketua Partai UMP menekankan untuk mengembangkan tradisi perdebatan atau mengemukakan perbedaan pemikiran sepanjang untuk kebaikan bersama. Sebelum memimpin Partai UMP, Sarkozy dikenal sering berbeda pendapat dengan Presiden Chirac dan PM Villepin.

Paris, Juli 2006

Regularisasi Sans-Papiers

Ini sebenarnya tulisan bulan Juli 2006, tapi mungkin berguna untuk mengetahui gimana kiprah Presiden Perancis Nicolas Sarkozy sewaktu menjabat Mendagri. Tidak diragukan lagi, dia memang pragmatis (dalam hal ini pragmatis yang bernuansa positif dan negatif!). Lihat saja!
__________________

Menteri Dalam Negeri Perancis Nicolas Sarkozy awal pekan ini mengatakan bahwa pemerintah akan memberikan kesempatan bagi sekitar 6.000 imigran gelap untuk mendapatkan ijin tinggal melalui prosedur legalisasi bagi imigran yang mempunyai anak yang bersekolah di Perancis. Prasyarat bagi regularisasi/ legalisasi anak dari keluarga imigran gelap antara lain: orang tua telah tinggal di Perancis setidaknya selama 2 tahun; anak terlahir di Perancis atau setidaknya berusia kurang dari 13 tahun pada saat memasuki Perancis dan telah bersekolah di sekolah Perancis sejak September 2005; keluarga harus memperlihatkan kemauan untuk benar-benar berintegrasi.

Sejak diumumkan bulan lalu, sekitar 14.000 imigran gelap telah mengajukan permohonan legalisasi tersebut. Mendagri Sarkozy mengatakan bahwa dari berkas-berkas yang sudah diajukan ke pemerintah, hanya sekitar sepertiga yang memenuhi persyaratan untuk mendapatkan ijin tinggal. Selebihnya apabila tidak melebihi persyaratan akan dideportasi. Pemerintah memberikan batas akhir penyerahan dokumen sampai dengan tanggal 14 Agustus. Diperkirakan dari jumlah yang telah mendaftar saat ini masih akan terdapat lagi sekitar ribuan imigran gelap yang akan mengajukan permohonan regularisasi tersebut.

Mendagri Sarkozy mengatakan bahwa kebijakan tersebut diambil karena mempertimbangkan masukan, baik dari Ekstrem Kanan maupun dari Ekstrem Kiri. Partai Sosialis (sayap kiri) mengritik bahwa kebijakan pemerintah mendeportasikan imigran yang mempunyai anak usia sekolah yang sedang menuntut ilmu di sekolah Perancis dianggap tidak manusiawi. Sementara itu Partai Front National (Ekstrem Kanan) mengatakan bahwa pemerintah terlalu lunak dalam menanggulangi masalah imigran gelap.

Kebijakan pemerintah selama ini hanya mendeportasi imigran gelap dan keluarganya menunggu sampai anak tersebut menyelesaikan sekolahnya. Namun sejumlah orang tua dan guru selama ini berupaya membantu untuk mencegah pendeportasian dengan menyembunyikan anak-anak didik mereka agar tidak tertangkap.

Berdasarkan jajak pendapat, berubahnya sikap Sarkozy ini mendapat dukungan dari masyarakat. Sekitar 62% masyarakat Perancis mendukung kebijakan Mendagri Sarkozy, sementara 29% mendukung legalisasi bagi semua imigran gelap yang mempunyai anak yang sedang menuntut ilmu di Perancis.

Selama ini Sarkozy berpendapat bahwa kebijakan selama ini telah mendorong peningkatan jumlah imigran gelap di Perancis karena mendorong orang untuk memanfaatkan anak sebagai sarana untuk masuk ke Perancis. Sarkozy menilai selama 2 dekade yang lalu di bawah pemerintahan Partai Sosialis, puluhan ribu imigran gelap telah dilegalisasi. Hal tersebut mengakibatkan ledakan jumlah imigran gelap saat ini dan pemerintah saat ini harus mengatasi dampak dari kesalahan kebijakan yang lalu.

Menurut data, terdapat sekitar 4,1 juta imigran di Perancis. Jumlah tersebut belum termasuk imigran gelap yang diperkirakan terdapat sekitar 200.000-400.000. Sarkozy menjanjikan tahun ini akan mendeportasikan sekitar 25.000 imigran gelap. Tahun lalu sekitar 20.000 imigran gelap berhasil dideportasikan. Sarkozy merasakan bahwa kebijakannya perlu dikuatkan.

Dibandingkan dengan negara-negara UE lainnya, kebijakan pemberian ijin tinggal bagi imigran gelap di Perancis jauh lebih kecil. Italia misalnya, telah memberikan ijin tinggal kepada sekitar 500.000 imigran gelap, sementara Spanyol sekitar 570.000 dan Jerman sedang mempertimbangkan antara 150.000-250.000.

Kebijakan Sarkozy yang cukup tegas untuk meningkatkan keamanan dan stabilitas dalam negeri selama ini oleh berbagai pihak dianggap cukup berhasil, kecuali masalah imigran gelap. Regularisasi pemberian ijin tinggal bagi sejumlah imigran gelap yang mempunyai anak yang sedang menuntut ilmu di Perancis dapat diartikan sebagai salah satu strategi Sarkozy untuk mendapatkan dukungan dari sayap kiri, khususnya dari guru dan kalangan pembela hak-hak asasi manusia yang selama ini menentang pendeportasian imigran gelap yang sedang mempunyai anak usia sekolah.

Secara rasio, kebijakan legalisasi tersebut pada akhirnya akan menguntungkan pemerintah, karena dengan perkiraan hanya sekitar sepertiga imigran gelap yang akan mendapat ijin tinggal, maka duapertiga sisanya (yang jumlahnya mencapai puluhan ribu) akan dapat dideportasi dengan alasan tidak memenuhi persyaratan. Dengan demikian strategi ini tidak hanya akan menguntungkan Sarkozy secara politik guna menghadapi pemilu 2007, tetapi sekaligus tetap dapat memelihara dukungan dari kaum konservatif, sebab sebenarnya kebijakan barunya itu akan tetap dapat mengurangi jumlah imigran gelap di Perancis. Selama ini banyak imigran gelap masuk ke Perancis, baik akibat globalisasi yang mempermudah pergerakan manusia antar negara maupun posisi Perancis selaku negara pihak dalam Refugee Convention. Berdasarkan Konvensi tersebut, pemerintah Perancis diharuskan memberikan surat keterangan kepada siapapun yang mengklaim sedang mencari status sebagai pengungsi. Kelemahan inilah yang salah satunya sedang direkayasa oleh Sarkozy melalui regularisasi baru. Regularisasi itu sebenarnya nantinya akan dapat menjadi alat untuk mendeportasikan imigran gelap dengan jumlah yang lebih besar dibandingkan jumlah yang dilegalisasi.

Paris, Juli 2006

Perdebatan RUU Energi Perancis

Catatan ini sebenarnya juga sudah lama, bulan Juli 2006. Tapi sekedar memberi gambaran saja mengapa kubu kanan mengajukan RUU Energi Perancis saat itu. Coba simak!
_______________

Usulan pemerintah mengenai RUU Energi yang baru berawal dari pernyataan PM Villepin pada tahun 2005 mengenai strategi kebijakan energi Perancis yang baru. PM Villepin menekankan bahwa produksi energi nasional Perancis hanya mampu memenuhi 50% kebutuhan energi Perancis. Kondisi tersebut perlu terus dikembangkan untuk mendukung kemandirian dan keamanan pemenuhan kebutuhan energi Perancis. Inovasi teknologi dan kemandirian dalam pemenuhan kebutuhan energi merupakan strategi utama dari kebijakan energi pemerintahan PM Villepin.

Untuk menciptakan keamanan dan kemandirian dalam pemenuhan pasokan energi, khususnya mengantisipasi liberalisasi pasar energi Eropa yang akan diberlakukan tanggal 1 Juli 2007, pemerintah menetapkan 3 pilar utama guna mendukung strategi kebijakan energi Perancis, yaitu:
· menciptakan investasi masif dalam kebijakan energi, dimulai dengan sektor minyak;
· memanfaatkan sumber-sumber energi yang dapat diperbarui, khususnya pembangkit listrik tenaga air dan bio-fuels yang dapat dikembangkan untuk mengurangi ketergantungan Perancis terhadap energi atom guna memenuhi kebutuhan listrik;
· melakukan penghematan penggunaan energi, baik dengan menerapkan sistem pajak maupun meningkatkan penggunaan sumber-sumber energi yang dapat diperbarui, seperti mobil berbahan bakar hemat energi, pemanas dengan menggunakan tenaga matahari, dsb.

Sejalan dengan strategi kebijakan energi Perancis yang baru, maka pemerintah akan mendorong dan memperkuat investasi industri strategisnya di bidang energi agar mampu bersaing dengan pelaku pasar global. Perusahaan minyak dan gas Perancis Total misalnya didorong untuk lebih memperkuat investasi di bidang kapasitas penyulingan minyak. Di sektor pembangkit tenaga nuklir yang menjadi andalan utama bagi produksi energi Perancis, pemerintah mendorong dimulainya strategi nuklir untuk masa depan melalui penggunaan generasi baru pembangkit tenaga nuklir. Diperkirakan target pemasaran tenaga nuklir Perancis nantinya akan berorientasi pada skala besar, khususnya dengan meningkatnya kebutuhan energi dari negara-negara Eropa Tengah dan Timur.

Kebutuhan Perancis akan gas saat ini tergantung dengan pemasok asing. Peleburan Gaz de France (GDF) dan Suez dimaksudkan untuk menciptakan perusahaan energi strategis Perancis senilai 62 milyar euro, dari gabungan GDF (25 milyar euro) dan Suez (37,6 milyar euro) dan diharapkan mampu bersaing dengan pelaku pasar global. Penggabungan tersebut juga dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan pemerintah dalam mengendalikan harga gas impor karena kapasitas dan modal perusahaan yang kuat akan memperkuat daya tawar dengan perusahaan pemasok.

Untuk itu pemerintah mempersiapkan terlebih dulu perangkat hukum guna memfasilitasi privatisasi industri strategisnya di bidang energi. Apabila penggabungan GDF-Suez disetujui maka pemerintah akan melakukan upaya-upaya ke dalam perusahaan tersebut untuk menghadapi hambatan-hambatan pasar internasional dengan memperkuat investasi guna menghadapi kecenderungan peleburan perusahaan-perusahaan Eropa dan untuk lebih mampu mengamankan kepentingan konsumen.

RUU Energi Perancis yang baru sebenarnya dijadualkan untuk dibahas di Majelis Nasional bulan Juni 2006. Namun pembahasan di Parlemen dimundurkan menjadi bulan September 2006 karena adanya perbedaan pendapat di kubu Partai UMP mengenai beberapa prinsip yang terkait dengan privatisasi GDF. Untuk itu Partai Union pour un Mouvement Populaire (UMP) melakukan upaya-upaya untuk mengkonsolidasikan posisi guna mendukung pemungutan suara di Parlemen terhadap RUU Energi yang baru.

GDF, perusahaan gas yang sekitar 80% sahamnya dikuasai oleh negara, menurut RUU Energi yang baru ditargetkan akan diprivatisasi menjadi hanya sekitar 34% kepemilikan saham oleh negara. Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran, baik kubu oposisi maupun kubu partai UMP sendiri, karena dampak privatisasi tersebut dikhawatirkan dapat menimbulkan harga gas meningkat.

Ketua Kelompok UMP di Parlemen mengatakan bahwa mayoritas anggota Majelis Nasional akan mendukung RUU tersebut. Kubu PM Villepin mengklaim bahwa meskipun masih terdapat perbedaan pandangan, namun sebagian besar kalangan UMP akan mendukung RUU Energi yang baru tersebut.

Kubu Partai Sosialis dan Partai Komunis masing-masing mengatakan telah mempersiapkan sejumlah besar amandemen dan petisi nasional terhadap RUU tersebut. Partai Sosialis (PS) mengatakan bahwa usulan privatisasi GDF dari sudut pandang ekonomi dan perhitungan mengenai permasalahan energi bukanlah solusi yang baik. PS juga mengatakan akan memanfaatkan berbagai prosedur untuk memperlambat dan bahkan menghentikan perdebatan mengenai privatisasi GDF.

Tanda-tanda konsolidasi di kalangan Partai UMP untuk mendukung UU Energi yang baru, khususnya terkait dengan privatisasi GDF tampaknya dipengaruhi oleh perdebatan mengenai krisis energi yang cukup mengkhawatirkan berbagai kalangan. Namun langkah-langkah pemerintah untuk tetap mempertahankan jenis bidang usaha pada pelayanan publik dan dimungkinkannya intervensi pemerintah pada saat-saat tertentu guna menjamin kepentingan nasional akan pasokan gas bumi, cukup menenangkan sebagian kalangan UMP. Konsolidasi di kalangan UMP penting mengingat komposisi Majelis Nasional Perancis didominasi oleh Partai UMP sehingga kelolosan suatu RUU memerlukan dukungan utama dari Partai UMP.

Sejumlah kalangan menilai kesamaan posisi mengenai privatisasi tersebut tidak cukup mempunyai legitimasi yang kuat untuk menjawab kekhawatiran masyarakat mengenai daya tawar GDF terhadap perusahaan pemasok gas seperti Rusia, khususnya dalam memenuhi ketergantungan pasokan gas dalam negeri untuk jangka panjang. Namun demikian tampaknya kubu oposisi pun tidak mempunyai usulan lain yang mampu menjawab strategi keamanan pasokan energi Perancis.

Secara politis orientasi kebijakan energi Perancis cukup jelas, namun kebijakan yang akan diambil pemerintah akan mempunyai konsekuensi geopolitis yang menentukan. Salah satunya adalah kebijakan/ peraturan-peraturan pemerintah untuk melindungi industri strategis Perancis misalnya, bertentangan dengan semangat liberalisasi di UE. Perancis dalam hal ini menggunakan dalih bahwa setiap negara UE dimungkinkan untuk mendefinisikan sektor strategis yang terkait dengan kepentingan nasional.

Diajukannya RUU Energi Perancis merupakan salah satu upaya pemerintah untuk membenahi institusi dalam negeri guna mengamankan kepentingan nasional menghadapi konsensus yang telah disepakati bersama di UE. Selain memperlihatkan komitmen yang kuat terhadap kepentingan nasional, upaya pemerintah tersebut diharapkan akan dapat menggalang dukungan dari kalangan nasionalis, kalangan penentang UE maupun kalangan liberalis dalam menghadapi pemilihan presiden tahun 2007 mendatang.

Keamanan pasokan energi bagi suatu negara akan menjadi faktor yang menentukan kebijakan luar negerinya ke depan. Apabila kebijakan energi PM Villepin nantinya berhasil maka Perancis akan lebih independen dalam kebijakan luar negerinya.


Paris, Juli 2006

Perancis menduduki peringkat kedua di Eropa dalam tingkat pertumbuhan penduduk

Pertumbuhan penduduk Perancis telah mencapai peringkat kedua tertinggi di Eropa. Peringkat pertama diduduki oleh Irlandia, sementara peringkat terendah diduduki oleh Slovenia. Peringkat tersebut menurut para pakar berkaitan erat dengan kebijakan jangka panjang pemerintah Perancis untuk memberikan penghargaan kepada rakyat yang mempunyai banyak anak, di antaranya melalui pemberian medali, insentif tunjangan keuangan dan peraturan ketenagakerjaan yang lebih kondusif bagi orang untuk mempunyai banyak anak.

Salah seorang warga negara Perancis yang setiap tahunnya mendapatkan penghargaan medali dari pemerintah karena mempunyai 9 anak pada usia ke-19 tahun, Beatrice Riobe, mengatakan bahwa kebijakan pemerintah Perancis untuk memberikan waktu cuti bagi orang tua/ pasangan yang mempunyai anak telah menciptakan kondisi yang mendorong mereka untuk mempunyai banyak anak. Pemerintah memberikan tunjangan bagi ibu atau orang tua yang terpaksa harus cuti atau keluar dari pekerjaan sementara untuk melahirkan atau merawat anak. Besarnya tunjangan pun berbeda, bagi orang tua yang melahirkan anak ke-3 (sebesar 750 euro per bulan selama 1 tahun apabila cuti atau keluar dari pekerjaan untuk merawat anaknya) dibandingkan tunjangan untuk kelahiran anak ke-2.

Menurut sumber PBB, pada tahun 2005 terjadi penurunan tingkat kelahiran pada negara-negara kaya, artinya pertumbuhan penduduk untuk 4 dekade ke depan akan menjadi sangat kecil atau bahkan tidak ada angka pertumbuhan sama sekali. Negara-negara industri yang diperkirakan akan menurun pertumbuhan penduduknya adalah Jerman, Italia dan Jepang.

Yang menarik untuk diamati di Perancis saat ini adalah adanya kecenderungan orang Perancis untuk mempunyai banyak anak, kecenderungan yang yang terjadi di Eropa. Selama tahun 2005, jumlah kelahiran bayi di Perancis sekitar 775.000, sehingga menambah jumlah penduduk Perancis saat ini menjadi sekitar 62,9 juta. Namun demikian menurut para pakar jumlah tersebut belum mencukupi, khususnya karena jumlah penduduk usia tua di Perancis semakin meningkat. Hal tersebut mengakibatkan tekanan pada anggaran pemerintah di bidang kesehatan dan pensiun, karena pada saat yang bersamaan akhir-akhir ini pendapatan negara dari pajak penduduk yang bekerja mengalami penurunan.

Tingkat kesuburan merupakan unsur yang masih dipertanyakan kontribusinya terhadap pertumbuhan jumlah penduduk. Di Perancis, perilaku budaya untuk mempunyai banyak anak kemungkinan dipengaruhi juga oleh kebijakan pemerintah. Pengaturan antara karir dan mengurus anak menjadi lebih mudah karena kondisi dan peraturan ketenagakerjaan yang menunjang. Beberapa negara mungkin kurang bisa menerima budaya untuk menitipkan bayi pada tempat penitipan anak (creche). Tetapi di Perancis budaya tersebut dapat diterima karena penitipan bayi sejak dini pada creche dapat membantu mendidik anak untuk mengenal lingkungan sosialnya. Di Perancis pun anak-anak terbisa diajak keluar ke restaurant dan bar pada sore atau petang hari.

Para ahli kependudukan di Perancis juga menolak anggapan bahwa tradisi agama berpengaruh terhadap angka kelahiran, misalnya kecenderungan negara yang dominan penduduknya beragama Katolik maka angka kelahiran juga cenderung tinggi. Anggapan tersebut tidak berlaku di Italia dan Spanyol, yang penduduknya juga sebagian besar beragama Katolik, ternyata angka kelahirannya menduduki peringkat bawah, yaitu ke-16 dan ke-17 di Eropa. Anggapan bahwa insentif sosial berpengaruh terhadap angka kesuburan juga tidak berlaku karena Irlandia tidak mempunyai insentif sebesar Perancis misalnya.

Salah satu ekonom senior memperkirakan bahwa Irlandia akan mengalami pertumbuhan ekonomi sekitar 5% per tahun selama 15 tahun ke depan akibat pertumbuhan angkatan kerja. Dalam hal ini pertumbuhan penduduk Irlandia menjadi kunci yang mendorong keberhasilan pertumbuhan ekonominya. Menurut PBB migran akan menjadi pertimbangan yang diperhitungkan untuk mengatasi penurunan pertumbuhan penduduk di negara-negara maju, khususnya di Eropa yang selama lebih dari 30 tahun telah menerapkan kebijakan penerimaan imigran.

refleksi 18 Mei 2007

Hari ini, perasaan dongkol bener-bener memuncak. Kadang berpikir, kapan yaaa aku bisa cuek aja mendengar pernyataan, tanpa membantah. Teman lamaku pernah mengingatkan supaya aku mengurangi sifat keras kepala dan bawaan "vokal"-menurut istilah temanku (rasanya menurutku ini nggak tepa, aku kan bukan DPR!). Kecuali, kata temanku, aku sudah bosen di kerjaanku, katanya!! Rasanya dalam banyak hal benar juga kata temanku itu!

Tapi setelah aku pikir-pikir, rasanya tidak mungkinlah keras kepala itu hilang. Pertama, tidak menghargai hasil karya Tuhan atas anugerah otak kita. Kedua, menurut agamaku, sebenarnya sih, kalau kita diam atau membiarkan kesalahan berarti kita berkontribusi terhadap kesalahan atau dosa tersebut. Tapi salah satu ajaran agamaku rasanya juga menekankan, agar kritik atau masukan disampaikan dengan santun. Kurang santunkah aku??? Jawabnya: YA!!! Karena aku menyinggung martabat orang yang seharusnya tidak bisa dibantah.

Tapi aku pikir-pikir, bagaimana bisa aku berhenti debat yaaa, kan aku hampir 3 tahun di negara yang dikenal masyarakatnya sangat....sangat suka debat........!!!!

Harapanku saat ini hanya, semoga ada angin baik yang tiba-tiba memerintahkan aku untuk kembali ke tanah air, karena tanah air kekurangan orang yang mau bekerja dan ngeyelan (keras kepala) seperti aku...he...he...

Ah, tapi doa itu harus tulus dan seyogyanya yang baik-baik:

Ya Allah, aku rindu kampung halamanku, aku rindu keluargaku, aku rindu suasana damai yang pernah aku rasakan di tanah airku. Sekiranya engkau mengijinkan, anugerahkan rahmat yang benar-benar bisa menarikku dari lingkungan yang sungguh telah mengubah jati diriku. Ya Allah, aku bahkan sering melupakan kewajibanmu, hanya karena sesuatu yang ternyata tidak membahagiakanku. Ya Allah, aku mohon ampunanmu, karena ketidakbahagiaanku karena aku jauh darimu.

Ya Allah, sekiranya engkah memang menghendakiku untuk menjalani "kehidupan yang kurang menyenangkan ini", anugerahilah aku kekuatan untuk menjalaninya, petunjuk yang benar, kejernihan berpikir, keteguhan dalam bersikap serta kebijaksanaan.

Ampunilah kekhilafanku ya Allah, ampuni kelalaianku berbakti kepada orang tua dan saudara-saudaraku ya Allah, ampuni kelalaianku menjalankan kewajibanmu ya Allah!

Sejarah Pemerintahan Republik Perancis

Tiba-tiba saja tertarik untuk nulis catatan kecil mengenai sejarah pemerintahan republik di Perancis. Mengapa bukan sejarah Perancis sejak awal???? Pertama karena sejarah Perancis sejak awal sudah banyak yang menulis. Kedua, sejarah pemerintahan republik di Perancis cukup menarik dicermati dan sangat relevan dengan reformasi di Indonesia. Apa itu inti reformasi (politik) yang sebenarnya dalam sistem pemerintahan republik?? Tidak lain adalah tarik-menarik antara pemegang mandat. siapa itu?? yaaa, yang merasa memegang mandat, entah Presiden, entah Parlemen.

Sejarah pemerintahan Perancis dari monarki menjadi republik diwarnai oleh pergantian pemerintahan yang tidak jarang disertai dengan pertikaian politik dan pertumpahan darah yang menimbulkan banyak korban. Pertikaian politik umumnya disebabkan oleh adanya tarik-menarik antara upaya memperkuat atau menyeimbangkan kekuasaan pemerintahan. Keterlibatan pemegang kekuasaan saat itu dalam pengambilan keputusan perang, serta berbagai permasalahan ekonomi dan sosial sangat mempengaruhi pula stabilitas pemerintahan saat itu.

Berdasarkan periodesasinya, masa pemerintahan Republik Perancis dibagi menjadi 5 periode, yaitu Republik Pertama (1793-1804), Republik Kedua (1848-1852), Republik Ketiga (1870-1890), Republik keempat (1946-1958), dan Republik kelima (1958-sekarang). Di sela-sela antara Republik Pertama hingga Republik Kelima terdapat pula pemerintahan monarki (baik absolut maupun konstitusional) serta pemerintahan militer (pada masa rejim Vichy). Periodesasi Republik Perancis didasarkan pada perubahan/ amandemen Konstitusi Perancis yang mempengaruhi sistem pemerintahan republik, umumnya berkaitan dengan permasalahan-permasalahan: legitimasi pemegang mandat rakyat (Presiden atau Legislatif); cara pemilihan pemegang mandat (pemilu langsung atau tidak langsung); kriteria pemilih (dahulu hanya pria yang berhak memilih); pembatasan masa jabatan presiden; hubungan eksekutif (Presiden dan Perdana Menteri) dan legislatif.

Première République française (Republik Perancis Pertama): 1793-1804

Republik Pertama Perancis terbentuk sebagai hasil dari Konvensi Nasional Perancis (Sidang Badan Konstitusional dan lembaga legislatif yang disahkan dengan Konvensi) tanggal 21 September 1792 dan rangkaian revolusi Perancis (1789-1799) yang menghendaki penghapusan sistem pemerintahan Kerajaan Perancis saat itu. Republik Pertama Perancis menandai era baru pemerintahan republik di Eropa. Napoleon Bonaparte (1799-1804) merupakan salah satu pemimpin pada masa Republik Pertama Perancis tersebut. Periodesasi pemerintahan Republik Pertama Perancis secara konstitusional adalah sebagai berikut:
Pemerintahan Konvensi Nasional (20 September 1792-26 Oktober 1795)
Diréctoire exécutive (Pemerintahan Eksekutif) : 2 November 1795-10 November 1799
Consulat (Pemerintahan Konsulat) : 11 November 1799-18 Mei 1804
Pada masa Republik Perancis Pertama masih diwarnai dengan berbagai revolusi, termasuk eksekusi terhadap Raja Louis Ke-16. Selama masa pemerintahan Napoleon, sejarah Perancis banyak diwarnai dengan pertempuran.

Deuxième République française (Republik Kedua Perancis) :1848-1852
Pemerintahan Republik Kedua Perancis diawali tanggal 26 Februari 1848 dengan ditandai adanya penentangan kubu liberal terhadap pemerintahan. Pemerintahan Republik Kedua Perancis di bawah Charles Louis Napoleon Bonaparte (Napoleon III). Dua isu utama yang diperjuangkan Republik Kedua adalah hak pilih bagi semua gender (karena hak pilih wanita pada saat itu di beberapa negara tidak berlaku) dan peningkatan lapangan kerja. Pada masa tersebut muncul berbagai macam organisasi masyarakat, termasuk organisasi wanita. Pengangguran berhasil diciptakan, muncul sekitar 479 perusahaan surat kabar. Namun terdapat penurunan sekitar 54% usaha di Paris terkait dengan menurunnya perdagangan barang-barang mewah
Republik Kedua juga ditandai dengan meningkatnya konservatisme dan pertantangan antar kelas/ strata sosial. Kondisi soail yang tidak menentu akibat pengaruh keolmpok liberal berdampak terhadap pemilu saat itu. Hasutan yang dilakukan kubu kiri tidak menghalangi dominasi kubu moderat dan konservatif di lembaga legislatif. Pemerintah memperkuat perekonomian dan jaminan sosial dengan penerapan pajak. Kebijakan pajak banyak diabaikan dan dukungan pemerintah dari masyarakat pedesaan dan kelompok pekerja menjadi berkurang. Ibaratnya sistem jaminan sosial tidak didukung para petani yang bekerja keras untuk membantu para penganggur di perkotaan. Pertentangan antar kelas dan
Troisième République française (Republik Ketiga Perancis): 1870-1940

Periode pemerintahan Republik Ketiga Perancis berlangsung paska Republik Kedua (jatuhnya Napoleon III akibat Perang Perancis-Prusia) hingga Rejim Vichy (rejim yang beribukota di Vichy dan ditandai dengan menguatnya kekuasaan militer)?. Sistem pemerintahan saat itu adalah republik parlementer. Pada masa ini Perancis sekalipun sejarah Perancis diwarnai dengan peristiwa-peristiwa yang kurang menyenangkan, namun pemerintahan republik yang terlama memperlihatkan bahwa Republik Ketiga dapat mengatasi berbagai cobaan yang menimpa saat itu.

Quatrième République française (Republik Keempat Perancis): 1946-1958

Pemerintahan Republik Perancis Keempat atau disebut juga republik Konstitusional berlangsung tahun 1946-1958 dan merupakan upaya membangkitkan kembali Republik pada masa Ketiga yang sempat mengalami berbagai permasalahan akibat Perang Dunia Kedua. Konstitusi saat itu adalah Konstitusi 13 Oktober 1946 yang menekankan upaya memperkuat eksekutif guna mencegah ketidakstabilan pemerintahan yang dapat menghambat jalannya program-program pemerintah. Pada masa Republik Keempat, pertumbuhan ekonomi Perancis sangat pesat dan Perancis dapat membangun kembali industri-industrinya. Namun Ketidakstabilan pemerintahan masih mewarnai periode tersebut, khususnya berkaitan dengan ketidakmampuan pemerintah mengambil keputusan-keputusan tegas sehubungan dengan isu-isu kontroversial, terutama dekolonisasi. Kubu kanan di jajaran Militer Perancis menentang upaya pemerintah untuk menegosiasikan masalah Algeria dengan kalangan nasionalis Algeria.

Cinqième République française (Republik Perancis Kelima): 5 Oktober 1958 - sekarang
Pertikaian kubu kanan di jajaran Militer Perancis saat itu memaksa Presiden Charles de Gaulle untuk memperkuat kekuasaan Presiden. Amandemen terhadap konstitusi dilakukan dengan disahkannya konstitusi Perancis yang baru, yaitu Konstitusi 5 Oktober 1958, yang menjadi dasar bagi pemerintahan republik Perancis hingga saat ini. Berdasarkan konstitusi tersebut, sistem pemerintahan republik parlementer diganti dengan sistem semi presidensial.
Pada masa Republik Kelima sendiri, telah terjadi beberapa kali amandemen terhadap Konstitusi 1958 yang berkaitan dengan: penghapusan hukuman mati, pengurangan masa jabatan presiden (dari 7 tahun menjadi 5 tahun) serta penegasan imunitas Presiden selama menjabat.
Gaulism

Presiden de Gaulle juga dikenal sebagai pencetus ideologi politik Gaulism yang intinya ingin menegakkan independensi Perancis, baik secara politis mauun ekonomis. Daya tangkal nuklir Perancis merupakan salah satu modal untuk menciptakan independensi politik luar negerinya, khususnya pada waktu itu untuk membebaskan pengaruh 2 kekauatan dunia yang berkuasa saat itu, AS dan Rusia. Politik luar negeri yang independen pada masa de Gaulle sempat menimbulkan kemarahan AS dan Inggris ketika de Gaulle menarik kepemimpinan Perancis di NATO dan menolak keberadaan markas besar NATO di Fontainebleu, Perancis.

Gaulisme dalam kebijakan dalam negeri intinya konservativisme sosial, intervensi pemerintah dalam pengaturan perekonomian, yang sering dikenal sebagai kebijakan yang populis. Ideologi Gaulism identik pula dengan ideologi sayap kanan di Perancis. Meskipun demikian, terdapat juga partai dari sayap kiri Perancis yang menggunakan ideologi Gaulism.

jeudi 17 mai 2007

politisi dan jurnalis

Politisi Perancis tampaknya mengetahui betul bahwa jurnalis sangat menentukan karir mereka. Tidak mengherankan banyak politisi Perancis yang berpacaran eh tepatnya mempunyai "hubungan dekat" atau bahkan menikahi mereka. Sebut saja Menteri Dalam Negeri François Baroin, Presiden Perancis saat ini Nicolas Sarkozy, keduanya dikabarkan berhubungan dekat dengan jurnalis Perancis. Calon kuat Menlu Perancis Bernard Kouchner, istri keduanya adalah jurnalis ternama. Jean-Louis Borloo, Menteri Lapangan Pekerjaan, juga beristrikan jurnalis.

Mungkin ada benarnya pilihan mereka, karena kedekatan dengan jurnalis akan memperluas jaringan mereka ke media massa, bahkan dalam beberapa kasus sangat membantu para politisi tersebut ketika bermasalah dengan liputan media. Istri Sarkozy pun, sangat dekat dengan media karena profesinya sebagai PR dan mantan model.

Ya, media massa Perancis memang dikenal sangat suka meliput sisi pribadi para politikus. Bahkan ada media yang dikenal sangat kritis dan sering menerbitkan berita-berita miring mengenai politikus, tapi media tersebut selalu bisa lupt dari jeratan hukum. Beberapa wartawan ada yang sempat dikeluarkan karena "kekuasaan" sejumlah politisi dan kedekatan mereka dengan pemilik media-media massa besar di Perancis. Namun berita-berita miring tersebut hingga saat ini masih juga muncul. Jangan salah, media massa Perancis pun mempunyai tendensi pemberitaan karena beberapa di antaranya memang menjadi corong kepentingan partai-partai politik di Perancis. Koran atau majalah yang cenderung ke kiri biasanya menyampaikan berita yang condong ke kiri, demikian pula media masa dari kanan.

Sebenarnya hampir sama dengan media massa di Indonesia, ada korannya PAN, ada korannya Golkar, ada korannya PDIP, dsb. Bedanya hanya sedikit (tapi parah!), yaitu koran Perancis selalu satu suara jika sesuatu isu menyangkut kepentingan nasional. Misalnya jika terkait dengan kepentingan turisme (salah satu andalan utama perekonomian Perancis), maka berita-berita seputar keamanan Perancis sangat dijaga dampaknya. Sebut saja ada seorang turis atau orang Perancis yang bunuh diri di Menara Eiffel, sangat jarang diberitakan oleh koran-koran ternama. Bagaimana dengan koran Indonesia???!!!! apasaja menjadi komoditi berita mereka, sekalipun membahayakan citra dan kepentingan Indonesia, asal bisa mendongkrak tiras, tetap aja diliput. Entah seolah-olah tidak tahu, entah sengaja karena tiras........sukur-sukur bisa dipuji media asing karena keberaniannya memberitakan kejelekan bangsa dan negara sendiri. kira-kira kapan yaaa media di Indonesia bisa menjadi juru promosi bangsa dan negara dan bukan menjadi juru penjual bangsa dan negara???!!!! yaaaaa tidak semuanya sih....tapi banyak kan???

mengapa Fillon

Pusing juga hari ini, sepertinya lebih pusing daripada membaca makna perkataan orang Perancis sendiri. Pagi-pagi bos tanya tentang profil calon PM yang baru, François Fillon. Kebetulan udah lama aku siapkan, jadi lumayan gak mengganggu liburanku. Oya hari ini libur Kenaikan Isa Al-Masih. Tapi seperti biasa, kerjaanku dan teman2 harus berjaga-jaga selalu dan siap ditelpon kapan saja. Tapi kadang kasihan juga bosku, sepertinya hampir jarang tuh gak kerja di kantor, hobby kali! Kadang aku sindir: Pak, saya nggak suka punya bos workaholic, be professional dong! saatnya libur yaa libur...he..he... Maaf yaa bos, kadang eh sering kali yaaa, saya ini ceplas-ceplos!
Yang bikin pusing bukan masalah data dan tulisan yang harus dikirim ke bos, tapi pertanyaan-pertanyaan dari bos besar, yang menurutku harusnya tanpa dijelaskan pasti tahu lah! Rasanya aku pernah dan sering menulis di laporan-laporan, baik data maupun analisa, koq masih ditanya terus. Kadang bikin jengkel. Seperti ini: kenapa Fillon yang dipilih? Lha rasanya aku pernah tulis bagaimana Sarkozy ingin tetap menjadi figur No.1 setelah jadi Presiden, adn bahkan Sarkozy menyerahkan kepemimpinan Partainya (UMP/ kanan tengah) kepada Ketua Bersama (maksudnya apa lagi kalo gak membendung munculnya figur baru di UMP...lagi-lagi antisipasi pemilu 2012). Rasanya juga pernah menjelaskan bahwa Fillon adalah salah satu penyusun program kampanye Sarkozy dan kampanye legislatif UMP Juni 2007, visi UMP, penasehat politik dan sebagainya. Waaah bos besar belum juga puas. Iya, kata bos besar, tapi kenapa Fillon yang dipilih? kan dia pernah didemo karena reformasi pendidikan tahun 2005-an??aku balik tanya bos kecil, lha kan bos besar sendiri yang bilang kalo Fillon dekat dengan serikat buruh, itu kan salah satu potensi untuk negosiasi degan kubu kiri nanti. Aku juga sudah berbusa-busa rasanya ngomong bagaimana dibandingkan tokoh UMP lainnya (bahkan eks-PM Villepin), popularitas Fillon tidak terlalu tenggelam akibat reformasinya yang didemo. Berbusa-busa pula aku menjelaskan bahwa PM kan memang dipasang untuk bertempur dengan Assemblée Nationale (Majelis Rendah) dan Presiden toh tidak bisa dijatuhkan oleh Assemblée Nationale. Memang sih kalo ditimbang-timbang, secara pribadi aku melihat Jean-Louis Barloo akan lebih bisa "berperang" dengan Assemblée Nationale, tapi, Barloo dulunya dari UDF (pecahan dari RPR/ cikal bakal UMP yang tidak mau bergabung ke UMP dan membentuk kubu tengah). Selain tentu akan ada kekhawatiran tokoh-tokoh UMP sendiri sekiranya Barloo ditunjuk PM, tentunya Sarkozy sangat berpikir strategis: jangan sampai nanti Barloo menjadi figur yang lebih kuat daripadanya!
Tapi masih tetep pusing nih, bos besar tetap mengejar pertanyaan: iya...tapi kenapa Fillon??? Ada apa sebenarnya waktu demonstrasi reformasi pendidikan Fillon?apa nantinya tidak membahayakan posisi pemerintah. Lha..... akhirnya kujawab saja ke bos via sms: capek Pak! kita ngomong dengan bos besar besok aja. It's nota sa simple as the issue it self! he..he....akhirnya bos kecil jawab: aku juga capek!!! akhirnya, lagi-lagi kasihan juga aku sama bos kecil, libur-libur kerja, sementara staffnya bermalas-malasan di rumah. Namanya juga libur, kapan lagi! Lagian besok masih rapat seharian, simpan aja energi dan siap-siap pulang pagi!

orang Perancis dan orang Jawa

Mengapa aku pilih Perancis? Kebetulan saja aku sedang tinggal Perancis..he..he..
Negara ini lumayan unik, kadang atau bahkan sering aku dan teman-temanku mengidentikkan orang Perancis itu seperti orang Jawa, apa yang diucapkan kadang hanya simbolis. Kalau ingin mengetahui makna sebenarnya dari pernyataan orang Perancis, penting sekali mengetahui latar belakang dan hal-hal yang terkait dengan orang tersebut maupun kejadian yang terjadi di sekitarnya.
Untuk orang awam seperti aku, yang tidak mengetahui bahasa Perancis dengan baik dan benar, tentu mengungkapkan dan mengetahui makna bahasa Perancis sangat tidak akan efektif kalo tidak menjalin hubungan dengan banyak orang Perancis, baik di lingkungan formal maupun tidak formal. Jika perlu, bahkan interaksi dengan orang jalanan memberi banyak bahan masukan mengenai berbagai makna suatu kata maupun pernyataan.
Beruntung, atau memang sudah bawaan lahir, aku senang sekali mengamati dan bergaul dengan banyak orang Perancis, baik yang asli (eh mana ada sih orang Perancis asli??!!), maupun keturunan bangsa-bangsa lainnya (Mediterania), atau Eropa lainnya.
Ya, kebetulan saja yang sedang ramai dibahas adalah Perancis yang diperkirakan akan berubah dengan kepemimpinan Presiden yang baru, Nicolas Sarkozy.
Hari ini dan kemarin, aku mendengar berita, bahwa salah satu "rupture" yang dimaksudkan/dijanjikan Sarkozy selama ini adalah "perubahan dari gaya kepemimpinannya dengan pendahulunya/ Jacques Chirac". Menurut berita itu (France 24, semacam CNN-nya Perancis), mengatakan bahwa Sarkozy akan membebaskan dirinya dari kebiasaan menunjuk Menteri dari orang-orang terdekatnya. Ha?!!
tentunya saja berita itu tak sepenuhnya benar. Namun ada satu bukti kebenaran bahwa penunjukan menteri kali ini akan berbeda. Selain merampingkan jumlah menteri menjadi 15 saja, Sarkozy (kalo memang nantinya benar) juga akan menunjuk beberapa menteri sesuai dengan kapabilitas pribadi dan terlepas dari politik balas budi. Sewaktu Sarkozy mengundurkan diri sebagai Ketua UMP, hal itu benar-benar ditekankannya, tampaknya untuk mengantisipasi kemungkinan sakit hati para tokoh dan teman yang banyak berjasa membantunya dalam kampanye presidensial. Sarkozy meminta agar UMP lebih terbuka dan membuka diri serta solider untuk menerima perbedaan. Sangat beralasan pernyataannya, selain sebagai Kepala Negara yang harus mengayomi seluruh rakyatnya, ke dalam perkataannya itu sangat bermakna: "bersiap-siaplah teman-temanku untuk memaklumi sekiranya nanti aku harus memilih yang lain"....demikian...., eh masih ada kelanjutan maknanya: "supaya aku bisa memperlihatkan citra penjaga persatuan, penjaga harmoni, penegak keadilan, dsb, dsb, sehingga tahun 2012 rakyat Perancis kembali memilihku"............kira-kira begitu menurutku makna hari ini......!!!