dimanche 20 mai 2007

Catatan mengenai Kabinet Baru PM François Fillon

Komposisi Kabinet Baru Perancis yang berkurang dari 16 Menteri menjadi hanya 15 dan dari 12 Menteri Muda menjadi hanya 4 Menteri Muda dan 1 Komisioner Tinggi tampak dimaksudkan untuk memperlihatkan komitmen Presiden Nicolas Sarkozy terhadap efisiensi anggaran. Hal tersebut tampaknya dimaksudkan untuk menanggapi kritik terhadap citra tokoh-tokoh UMP yang identik dengan pemborosan. Ditunjuknya 7 wanita dalam kabinet baru tampak dimaksudkan untuk memperlihatkan komitmen Sarkozy terhadap janji kampanye Sarkozy mengenai keseimbangan jumlah wanita dalam kabinet.

Penunjukan tokoh-tokoh masyarakat yang dikenal simpatik oleh masyarakat Perancis, seperti Martin Hirsch (Komisioner Tinggi Penanggulangan Kemiskinan dan Bernard Kouchner (Menlu) tampaknya dimaksudkan untuk memperlihatkan kesungguhan Pemerintah terhadap masalah-masalah kemiskinan dan kemanusiaan serta untuk menarik simpati kaum miskin di Perancis. Martin Hirsch, selain pengalamannya di Conseil d’Etat, sebelumnya adalah Ketua Yayasan Emmaüs Perancis (yayasan yang pernah diketuai oleh Almarhum Abbe Pierre/ tokoh pembela kaum miskin). Sementara itu Bernard Kouchner adalah pendiri Médécins Sans Frontièrs (MSF, organisasi yang pernah mendapat hadiah Nobel tahun 1999) dan aktivitasnya dalam aksi-aksi kemanusiaan di negara-negara dunia ketiga sangat dikenal oleh rakyat Perancis.

Penunjukan tokoh-tokoh dari sayap kiri (Bernard Kouchner) dan dari kubu tengah (Hervé Morin sebagai Menhan) memperlihatkan upaya Presiden Sarkozy untuk mengakomodir kepentingan kubu kiri dan kubu tengah. Hal tersebut untuk memperlihatkan komitmen Presiden Sarkozy terhadap persatuan dan kebersamaan (ensemble) yang dijanjikan Sarkozy pada pidatonya setelah memenangkan pemilu Presiden 6 Mei 2007.

Secara keseluruhan kabinet baru Perancis tampaknya dimaksudkan pula untuk memperlihatkan citra UMP yang akomodatif, khususnya untuk menggalang dukungan rakyat Perancis menjelang pemilu legislatif Juni 2007. Penggalang dukungan tersebut penting bagi UMP untuk mencapai jumlah kursi mayoritas di Assemblée Nationale (Majelis Rendah) karena reformasi yang akan dijalankan memerlukan dukungan mayoritas di Majelis Rendah.

Mungkin saja paska pemilu legislatif akan ditunjuk menteri muda atau yang sejajar dengan jabatan junior lainnya dalam kabinet. Tapi yang pasti, banyak orang-orang yang telah berjasa terhadap kemenangan Sarkozy yang tidak masuk dalam jajaran kabinet. Yang paling menyakitkan barangkali adalah Patrick Devedjian (meski ybs akan diproyeksikan menggantikan Sarkozy sebagai Conseiller Général di Haute-de-Seine, departemen terkaya Perancis).

Penunjukan sejumlah tokoh PS dalam kabinet baru Perancis cukup membuat PS kewalahan. Pertama, PS mungkin sangat tahu bahwa itu adalah strategi kampanye UMP untuk pemilu legislatif mendatang. Kedua, tokoh yang ditunjuk selain public figur adalah tokoh yang dikenal cukup dekat dengan Royal. Ketiga, lagi-lagi PS merasa bergabungnya tokoh dari PS dalam kabinet menambah daftar panjang hijrahnya sejumlah tokoh PS ke kubu UMP. Dapat dimengerti kalau Ketua PS dan Ségolène Royal mencak-mencak dan mengeluarkan pernyataan keras bahwa anggota PS yang bergabung di kabinet tidak diakui lagi sebagai bagian dari PS. Ahaa.......sungguh kampanye dan pernyataan yang emosional (meskipun wajar sih!...) dan sangat kurang bijak, dan sangat tipikal kiri (tidak pernah bisa kompromi!). Tentunya bukan strategi kampanye yang simpatik.

Kompromi sepertinya adalah kata-kata "haram" bagi kubu kiri (jadi inget Penguasaku...he..he!!!). Bagaimana mungkin anda membangun bangsa dengan prinsip yang selalu tanpa kompromi. Ada batas-batas di mana kompromi diperlukan. Satu kelemahan kubu kiri sepertinya adalah selalu berkonfrontasi meskipun kadang tanpa dasar kuat (lagi2 keinget Penguasaku...hi..hi). Aliansi asal konfrontatif tidak akan pernah mencapai tujuan dan ikatan yang kuat dan langgeng. Mengapa??? selain bawaannya ngelawan terus, bahkan elemen2 konfrontatif pun bergolak di intern aliansi tersebut. Akibatnya, eksistensi aliansi akan selalu prematur sebelum menguat, yang disebabkan dari hakekat dari elemen konfrontatif yang selalu menggerogoti tersebut. Rasanya memang tidak salah mengidentikkan kiri dengan utopis dan anti-kemapanan. Waaaah.....kalau ketahuan mbah Kakung, bisa marah besar, soale almarhum adalah tokoh Marhaenis di wilayahnya waktu itu!!!!!

Aucun commentaire: