vendredi 18 mai 2007

Kabinet François Fillon

Berita pengumuman kabinet baru Perancis di bawah PM François Fillon menjadi berita utama media Perancis dan Eropa. Masuknya Bernard Kouchner dari PS/sayap kiri sebagai Menlu dan Hervé Morin dari UDF (sekarang berubah MD)/kubu tengah ditambah dengan masuknya 7 wanita dalam kabinet kali ini menambah catatan awal dari salah satu komitmen Presiden Nicolas Sarkozy untuk merangkul semua unsur membangun bersama (sesuai semboyan kampanyenya!) dan memenuhi keseteraan gender dalam kabinetnya.

Bernard Kouchner memang tokoh yang cukup dikenal di Perancis karena kiprahnya dalam berbagai aksi-aksi kemanusiaan, dan bahkan pendiri Médécins sans Frontièrs (MSF). Organisasi tersebut pernah mendapatkan hadiah nobel tahun 1999. Tapi pengalaman politikus yang berlatar belakang profesi dokter ahli gastroenteorologi tersebut sebelumnya lebih banyak terkait dengan urusan sosial dan kemanusiaan. Pernyataan Kouchner yang menentang sikap Perancis yang mem-veto resolusi DK PBB mengenai serangan AS ke Irak masih cukup segar dalam ingatan kalangan diplomat dan bahkan rakyat Perancis. Dia pernah mengatakan bahwa memerangi/ menumbangkan diktator seperti Saddam Hussein haruslah menjadi agenda global. Pernyataannya tersebut menjadikan Kouchner sering diidentikkan dengan pro-Amerika. Tapi akan kemanakah politik luar negeri Perancis? Terlebih dengan pengalamannya di bidang diplomasi yang dapat dikatakan terbatas pada aksi-aksi kemanusiaan.

Alasan yang bisa dilihat adalah upaya Sarkozy merangkul kubu kiri, tetapi kenapa Kouchner (dan bukan Hubert Védrine)?? Karena Kouchner cukup dikenal di fora internasional (meskipun tidak secara spesifik di dunia diplomasi). Istrinya yang seorang jurnalis terkenal mungkin dapat juga menjadi modal untuk menggalang jejaring diplomasi keluar dan ke dalam.

Lalu akankah politik luar negeri Perancis condong ke AS dan meninggalkan ideologi Gaulisme? Bagaimana dengan sikap Perancis mengenai konflik Israel-Palestina? Selama ini Presiden Jacques Chirac dikenal cukup memperjuangkan kepentingan Palestina, seperti dapat dilihat ketika Chirac memperjuangkan di UE agar mencairkan bantuan keuangan (gaji pegawai negeri) kepada Palestina yang terhenti menyusul kemenangan Hamas pada pemilu di Palestina.Bagaimana implikasi dari kemungkinan perubahan sikap/ posisi Perancis yang condong ke AS? Al Qaeda sudah mengancam untuk menyerang Perancis jika Perancis mendukung kebijakan AS. Ancaman itu tampaknya dipandang serius oleh Perancis. Sebelumnya Perancis juga pernah dimasukkan sebagai musuh nomor 1 oleh kelompok ekstremis Islam Algeria (GSPC). Apakah antisipasi terhadap dampak dari perubahan sikap/ posisi Perancis itu yang melatarbelakangi rencana pembentukan Dewan Keamanan Nasional Perancis? Masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang akan muncul berkaitan dengan profil Menlu Perancis yang baru.

Tapi yang pasti, pertimbangan penunjukan menteri-menteri di kabinet Fillon bukan sekedar politik balas-budi dan upaya meredam kritik dari kubu kiri dan tengah. Terlepas dari kredibilitas para menteri yang cukup diakui, pemilu legislatif yang semakin dekat tentunya menjadi salah satu pertimbangan penting sehingga komitmen Sarkozy untuk memperlihatkan citra pemersatu, dan mampu mengakomodir semua kubu dapat menjadi bahan kampanye kubu kanan. Jika UMP bisa menggalang suara mayoritas kembali di Majelis Rendah, setidaknya salah satu hambatan reformasi sudah berkurang. Mengapa? karena Majelis Rendah Perancis adalah lembaga yang dapat menjatuhkan Perdana Menteri melalui mosi tidak percaya.

Kedekatan Sarkozy dengan sejumlah pemilik media massa berpengaruh di Perancis, ditambah kedekatan sejumlah menteri-menterinya dengan para jurnalis ternama, harapannya mungkin bisa membantu Sarkozy menekan dampak media yang dapat menghambat rencana reformasi yang akan dijalankannya. Lagi-lagi, bahkan di negara maju sekalipun, kadang media massa bisa menjadi penghambat reformasi??? dalam beberapa kasus sepertinya benar (perlu contoh di Indonesia??!!).

Pilihannya kepada Fillon sebagai PM juga banyak pertimbangan. Selain figurnya yang diharapkan dapat mempermudah negosiasi dengan serikat buruh, Fillon adalah salah satu penggagas visi dan program UMP dan bahkan salah satu tokoh kunci kemenangan Sarkozy dalam pemilu lalu. Tapi ada lagi satu pilihan tepat kenapa Fillon, sudah bisa ditebak kan? apalagi kalau bukan agenda pemilu 2012. Mengapa? karena figur Fillon tidak sekuat Sarkozy. Selengkapnya bisa dibaca pada catatan kecil mengenai pengunduran diri sarkozy sebagai Ketua UMP.



Aucun commentaire: