vendredi 1 juin 2007

sang bijak

kehampaan itu kembali datang,
kosong hati bukan semata pikiran,
bukan semata "merasa" ditinggalkan,
namun benar-benar ditinggalkan.

mungkin untuk sementara, kataku,
karena waktu akan mempertemukanku dengannya kembali,
aaah, kalau yang ini pasti hanya angan-angan,
karena aku yakin dan sadar,
bahwa Tuhan menghadirkan "dia" dalam hidupku untuk kontrak sementara di Paris,

hm, aku sering berpikir,
di manapun aku berada,
alangkah seringnya aku ditinggalkan,
dan sekali lagi, bukan "merasa" ditinggalkan!
kadang terpikir, kenapa bukan aku saja yang terlebih dahulu meninggalkan mereka?!!
kadang terpikir, apakah seberat ini rasanya ketika mereka "meninggalkanku"?

memang, kepergian itu hanya jarak dan raga semata,
namun, berkali-kali aku alami,
bahwa kedekatan jiwa itu akan berbeda maknanya ketika raga dan jarak hadir di tengahnya,
mungkin, karena waktu turut memberi makna,
hingga kedekatan jiwa itu ada batasnya,
yaaa, jika tidak ada batasnya, maka kedekatan jiwa itu akan berbeda,
aku sadar, dan sering menyadari,
bahwa sang waktu sering menyadarkan kita akan kepedihan,
namun sang waktu jualah yang sering mengajarkan kepada kita akan kebijaksanaan,

anganku kembali ke masa awal dari kedekatan itu,
yaaa, semua berawal dari obrolan dan mungkin chemistry persahabatan,
atau mungkin karena "keasingan" dan "ketidaknyamanan" kami selama di Paris?!!
tanpa sadar kami sering sejalan sepikiran,

malam itu, menjelang kepulangannya,
baru aku rasakan kepedihannya,
sungguh aku berpura-pura tidak mengetahui itu,
bahkan seolah tidak pula menyaksikan sembab matanya,

yaaa, aku sadar bahwa rasa dan ikatan itu,
suatu ketika akan berbeda,
karena Tuhan menghadirkan sang bijak kepada kita,
agar kita dapat merasakan keagungan karunianya,
dan limpahan rahmatnya kepada kita,

yaaa, karena tanpa kepergian, kita tak akan pernah merasakan arti kehadiran,
tanpa kepedihan pun kita tak akan pernah merasa kebahagiaan,
Tuhan, bimbinglah aku untuk memaknai segala anugerahmu, bahwa semua itu adalah bagian dari kasih sayang-Mu kepadaku*


Paris, 1 Juni 2007

Aucun commentaire: